DKI dan DIY Dalam Bahaya Jika Kasus Covid-19 Seperti Ini

DKI dan DIY Dalam Bahaya Jika Kasus Covid-19 Seperti Ini
Polisi mengatur arus lalu lintas di titik penyekatan PPKM Darurat Perempatan Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (12/7). Hanya dokter, paramedis, ambulans, layanan darurat, dan warga dengan surat tanda registrasi pegawai (STRP) yang diizinkan melewati titik penyekatan. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi wilayah yang paling berbahaya apabila kasus COVID-19 mengalami peningkatan 2-3 persen per hari.

Menurut Menkes Budi, jika situasi terus seperti ini, Jakarta dan Yogyakarta akan mengalami kekurangan ruang isolasi dan ruang ICU Covid-19.

"Kalau ada keburukan terus sebesar 30 persen atau kira-kira dua sampai tiga persen per hari, itu yang berat adalah Yogyakarta dan DKI Jakarta, karena akan kekurangan tempat tidur isolasi dan akan kekurangan tempat tidur untuk ICU," kata Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7)

Menurut Budi, untuk wilayah Yogyakarta, Bed Occupancy Rate 91 persen atau sekitar 2.000 tempat tidur sudah terisi. Hal itu dikarenakan jumlah tempat tempat tidur yang disediakan untuk Covid-19 sekitar 2.500.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu menyebutkan ketersediaan ruang rawat keseluruhan di Yogyakarta ada sekitar 8.200 tempat tidur.

"Jadi kelihatan tinggi, tetapi Yogya masih bisa mengonversi dari 8.200 additional 2.000 dipindahkan," ujarnya.

Budi minta tolong kepada pihak di rumah sakit yang berada di Yogyakarta agar lebih disiplin lantaran pasien Covid-19 masih tinggi.

"Dedikasikan dulu untuk Covid-19, jadi Yogya dari 8.247 tempat tidur baru sekitar dua ribuan yang didedikasikan, naik jadi 4.000 karena begitu dia naik jadi 4.000, tekanan BOR-nya turun dari 90 mungkin 80," lanjutnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan situasi di DKI dan DIY akan menjadi terburuk jika kasus Covid-19 terus bertambah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News