Dokter Anggap Obat Generik tak Menguntungkan

Dokter Anggap Obat Generik tak Menguntungkan
Dokter Anggap Obat Generik tak Menguntungkan
Sehingga, bisa dikatakan ongkos pengobatan dapat mencapai  2x10 day x Rp 7,3 juta atau sekitar Rp 146 juta. “Biaya ini relatif murah bagi masyarakat di negara berkembang. Tapi, di Indonesia, itu sama dengan 70 kali rata-rata gaji bulanan. Belum lagi jika ada yang menderita leukimia kronik,” tukasnya.

Dengan begitu, Hasbullah menegaskan bahwa harga obat tidak bisa dihitung perkemasan, tetapi harus dihitung sampai si pasien benar-benar sembuh. Ukuran-ukuran ini yang belum banyak digunakan di Indonesia.

Saat ini, terangnya,  industri farmasi internasional menerapkan inovative pricing model dengan penyesuaian harga obat dengan income negara masing-masing. Itulah salah satu terobosan yang dilakukan industri farmasi untuk mengatasi keterbatasan harga dan belum untuk mengatasai keterbatasan akses.

“Rata-rata di Indonesia beberapa hal yang menyebabkan harga obat menjadi mahal adalah soal birokrasi, pajak, biaya transportasi dan juga volume. Ini yang masih menjadi kelemahan di negara kita,” imbuhnya. (cha/jpnn)

JAKARTA --Selama ini, ketersedianya akses terhadap obat selalu diidentikkan dengan harga obat yang murah. Padahal, Guru Besar Fakultas Kesehatan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News