Dokter Joni: Pasien Positif Corona Meninggal, Virus di Tubuhnya Ikut Mati

Dokter Joni: Pasien Positif Corona Meninggal, Virus di Tubuhnya Ikut Mati
Pemakaman jenazah yang mengidap COVID-19 di Baputu, Telukbetung, Bandarlampung, Lampung mendapat penolakan dari warga. Foto: radarlampung.co.id

jpnn.com, SURABAYA - Warga Kota Surabaya, Jawa Timur, diimbau tidak khawatir tertulari virus corona saat ada penguburan jenazah positif COVID-19.

Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita, di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya meminta masyarakat supaya bisa menerima jenazah tersebut karena mayat itu sudah diperlakukan sesuai protocol kesehatan.

"Kami berharap masyarakat tidak perlu takut dengan adanya jenazah itu," kata Feny, sapaan Febria Rachmanita.

Menurut Feny, sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, pemulasaran jenazah pasien COVID-19 itu hanya boleh dilakukan oleh rumah sakit sesuai protokol dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI.

Selain itu, lanjut dia, jenazah korban COVID-19 ditutup dengan kain kafan atau bahan yang terbuat dari plastik yang mampu menahan air. Bisa pula ditutup dengan bahan kayu atau bahan lain yang tidak mudah tercemar.

"Apabila jenazah sudah dikafani atau dalam kondisi terbungkus, maka petugas dilarang untuk membuka kembali. Jenazah itu juga harus segera disemayamkan tidak lebih dari 4 jam," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi mengatakan setiap virus hanya bisa hidup dengan cara menumpang pada sel manusia.

"Maka ketika pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 meninggal dunia, virus yang ada di dalam tubuhnya ikut mati," katanya.

Terkait polemik penguburan jenazah pasien positif virus corona, dr Joni Wahyuhadi mengatakan setiap virus hanya bisa hidup dengan cara menumpang pada sel manusia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News