Dolar AS Melemah Tertekan Perekonomian

Dolar AS Melemah Tertekan Perekonomian
Rupiah di antara dolar AS (USD) dan lira Turki (TRY). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kurs dolar AS mulai melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang mencerna sejumlah data ekonomi yang suram.

Kepercayaan konsumen AS surut pada September menyusul meningkatnya ketegangan perdagangan yang memicu kekhawatiran tentang kondisi bisnis dan pasar tenaga kerja, sinyal potensial yang mengkhawatirkan untuk pengeluaran konsumen, yang telah menjadi penggerak ekonomi.

Indeks kepercayaan konsumen AS melemah menjadi 125,1 pada September, penurunan tajam dari pembacaan Agustus sebesar 134,2, kelompok riset bisnis yang berbasis di New York, Conference Board melaporkan Selasa (24/9).

"Meningkatnya ketegangan perdagangan dan tarif pada akhir Agustus tampaknya telah mengguncang konsumen," kata Lynn Franco, direktur senior indikator ekonomi pada kelompok riset tersebut, dalam sebuah pernyataan.

Survei yang relatif suram dari Conference Board mencerminkan survei kepercayaan lain dan dapat memperbaharui kekhawatiran pasar keuangan dari resesi yang telah agak diredakan oleh penjualan ritel, produksi industri dan data perumahan yang kuat pada Agustus.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,27 persen menjadi 98,3392 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1017 dolar AS dari 1,0995 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2495 dolar AS dari 1,2435 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6799 dolar AS dari 0,6769 dolar AS.

Dolar AS dibeli 107,04 yen Jepang, lebih rendah dari 107,46 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9855 franc Swiss dari 0,9898 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3236 dolar Kanada dari 1,3259 dolar Kanada. (apepsuhendar/ant/jpnn)

Kepercayaan konsumen AS surut pada September menyusul meningkatnya ketegangan perdagangan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News