Doni Monardo Imbau Tokoh Agama dan Daerah Kooperatif Cegah Kerumunan Massa

Doni Monardo Imbau Tokoh Agama dan Daerah Kooperatif Cegah Kerumunan Massa
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo. Foto: Humas BNPB

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona (COVID-19) Doni Monardo meminta agar tokoh agama dan daerah dapat bekerja sama untuk mencegah adanya kerumunan massa.

“Kami mengimbau agar tokoh agama di daerah maupun di pusat agar bisa menyampaikan hal-hal yang positif agar masyarakat kita untuk tidak sampai tertular. Tadi malam kami juga sudah bersama-sama dengan sejumlah tokoh dan para pejabat kemudian juga Kemendagri dan TNI Polri di daerah untuk bisa mencegah tidak terjadi kerumunan massa di beberapa provinsi,” kata Doni melalui "video conference" seusai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (19/3).

Acara yang dimaksud Doni adalah Acara Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang akan dihadiri oleh ribuan orang anggota jemaah tabligh. Selain dari Indonesia, juga dari berbagai negara antara lain Malaysia, Singapura, dan lainnya.

Jemaah tabligh juga tengah menjadi sorotan karena ada anggotanya yang hadir dalam acara di Malaysia dan memicu penyebaran pasien COVID-19 di sana.

Namun acara tahbisan Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat di Gereja Katedral Ruteng, Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berlangsung pada Kamis (19/3) pagi dengan sekitar 6.000 umat menghadiri misa besar yang dimulai pukul 09.00 WITA ini. Umat Katolik memadati gereja dan tenda besar di luar Katedral.

"Inilah yang kami harapkan para pemuka agama bisa memahami bahwa pengumpulan masyarakat di tempat-tempat tertentu terutama di rumah ibadah ini bisa berisiko tinggi," tambah Doni.

Doni pun kembali mengampanyekan segala upaya untuk hidup sehat antara lain cuci tangan, tata cara batuk atau pilek atau bersin, menjaga kebersihan rumah hingga menjemur kasur, bantal dan menggulung karpet.

“Mungkin mereka yang sudah positif tidak merasa apa-apa, dan mungkin juga tidak tahu kalau mereka terpapar virus corona, tetapi masyarakat yang ada di sebelah kanan kirinya yang sangat mungkin terpapar dan ketika warga yang kesehatannya ini terganggu atau memiliki penyakit bawaan maka bisa menimbulkan kematian," ungkap Doni.

Doni Monardo meminta agar tokoh agama dan daerah dapat bekerja sama untuk mencegah adanya kerumunan massa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News