Donor Plasma Konvalesen Jadi Ajang Bisnis, Melki Minta Aparat Bertindak
Edi menuturkan dari informasi yang diterima, diketahui bahwa modusnya ialah pembeli perlu mentransfer sejumlah uang yang ditentukan terlebih dahulu. Namun, setelah dibayarkan, rupanya sang donor tidak ada.
Edi sendiri baru-baru ini menerima pesan singkat melalui WhatsApp berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen dengan harga yang dipatok sangat fantastis.
"Ada tawaran Rp 20 juta per kantong PK (plasma konvalesen)," ujar dia.
Edi mengungkapkan modus penipuan penjualan plasma konvalesen tersebut banyak dipromosikan lewat media sosial.
Ditreskrimsus Polda Jawa Timur Kombes Farman mengutarakan Subdit V Siber telah bergerak untuk melakukan patroli di media sosial.
Farman pun mengajak masyarakat yang menjadi korban segera melaporkan ke polisi agar kasus itu segera menemui titik terang dan terungkap jaringannya.
Dia juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudah percaya jika ada pihak yang mau membantu menjadi donor plasma konvalesen, namun meminta tebusan uang dengan jumlah berlebihan. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Melki Laka Lena menegaskan donor plasma konvalesen tidak boleh dijadikana ajang bisnis. Oleh karena itu, dia meminta aparat bertindak mengusut praktik tersebut.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Bank Mandiri Imbau Nasabah Berhati-Hati Terhadap Penipuan Berkedok Undian Berhadiah
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun
- 4 Pelaku Penipuan Bermodus Jasa Pengiriman Barang di Tangerang Ditangkap, Tuh Lihat
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024: Ekspansi Masih Melambat, tetapi Tetap Prospektif
- Zenoh Berikan Solusi untuk Permasalahan IT dalam Bisnis