Donor Sperma di UI, Kompensasi Rp 100 Ribu dan Makan Siang

Donor Sperma di UI, Kompensasi Rp 100 Ribu dan Makan Siang
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Termasuk di dalamnya metode-metode pencucian sperma dan identifikasi kualtias sperma. Identifikasi itu terkait dengan morfologi, motilitas, volume, dan konsentrasi.

Di tengah polemik yang bermunculan, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad tidak terlalu mempersoalkannya.

’’Mau ikut nyumbang?’’ kata guru besar ITB itu sambil bercanda kemarin (15/11). Intan mengatakan selama untuk kepentingan ilmu pengetahuan, donor sperma itu tidak jadi masalah.

Dia menceritakan kegiatan donor sperma untuk kepentingan pembelajaran, penelitian, atau riset bukan sebuah hal baru.

Guru besar ahli hama itu mengatakan, untuk mata kuliah tertentu diminta ada donor sperma. Sebab mata kuliah yang sedang diajarkan terkait dengan reproduksi.

Ketika kabar donor sperma itu sudah meluas, Dekan FK UI Ari Fahrial Syam justru menampiknya. Informasi yang diterima kegiatan itu memang menggunakan media pembelajaran sperma.

Namun yang digunakan adalah sperma hewan atau sperma pasien RSCM yang sudah tidak terpakai. Alasannya adalah donor sperma tidak boleh dilakukan di Indonesia. (wan)

Meskipun untuk kepentingan penelitian atau pendidikan, kegiatan donor sperma itu cukup menghebohkan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News