Door! Daud Ambruk di Depan Rutan, tak Bernapas Lagi

Door! Daud Ambruk di Depan Rutan, tak Bernapas Lagi
Pistol. Foto: pixabay

Sering terjadinya transaksi barang haram juga disinyalir karena para pelaku di dalam Lapas Kelas II A bebas ber-handphone ria. Meski Rochadi telah melakukan razia alat komunikasi tersebut, handphone di tangan sipir bisa saja digunakan oleh tahanan.

"Yang dirazia alat komunikasi yang dimiliki penghuni. Tapi petugas juga memiliki alat komunikasi dan terlibat. Ini yang menjadi kunci," bebernya.

Rochadi yang terlihat geram bukan kepalang berjanji tidak akan mentolerir si oknum sipir yang terlibat.

"Kita komitmen narkoba zero tolerasi, saya tidak peduli siapa pun yang terlibat akan diserahkan kepada kepolisian untuk didalami," tegasnya.

Lanjut dia, tidak yang harus ditutup-tutupi lagi. Petugas yang menghalangi pihak kepolisian untuk pengungkapan peredaran narkoba di dalam penjara akan dilepas jabatannya.

"Baik warga binaan, petugas, hingga pejabat, saya akan buka. Tidak ada ampun. Siapa pun yang menghalangi atau lalai akan saya copot. Bila perlu perkarakan. Ini pasti ada yag mengambil keuntungan," beber Rochadi.

Namun, upaya pengungkapan tersebut harus sesuai prosedur. "Ada SOP yang harus dipatuhi, dengan Polri kita juga rundingkan bagaimana langkah penanganan yang efektif sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan. Kita memang ada permasalaahan dengan SDM, tapi menjaga negara dari masalah narkoba menjadi prioritas," terangnya.

Dengan kejadian ini, Rochadi akan merombak petugas di Lapas Kelas IIA Pontianak. (ocs/amb/moh)


Daud, warga Gang Bunga Pontianak Barat, Kalbar, sudah berada di Rutan Kelas II A Pontianak pagi buta, Jumat (28/4).


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News