Dorong Konservasi Nikel, APNIPER for Sustainability Susun Peta Jalan Mineral ke Metal

Dengan menerapkan teknik penambangan secara presisi, konservasi atas sumber daya dan cadangan menurutnya dapat lebih dimaksimalkan.
Selain itu, pelaksanaan pengelolaan lingkungan secara tepat juga dapat memberikan manfaat dalam mengurangi emisi karbon.
Dengan begitu, lanjutnya, perusahaan bisa memanfaatkan peluang dalam skema perdagangan karbon (emission trading system) yang sudah mulai diterapkan oleh pemerintah.
"Dalam pelaksanaan penambangan nikel di lapangan masih banyak dijumpai kegiatan penambangan yang belum mengakomodir sepenuhnya kaidah pertambangan yang baik dan benar," jelas Hendra.
"Selain itu, perhatian terhadap aspek konservasi serta pengelolaan lingkungan masih perlu dibenahi," paparnya.
Akibatnya, banyak pihak investor dari mancanegara yang masih menyangsikan penerapan aspek environmental, social, and governance (ESG) dalam kegiatan
penambangan nikel di tanah air.
Ketaatan terhadap ESG serta pelaksanaan kegiatan penambangan nikel yang memperhatikan aspek keberlanjutan menjadi sesuatu yang sangat strategis.
Bukan hanya dalam konteks konservasi, namun juga investasi yang berkelanjutan.
Bijih nikel kadar tinggi di atas 1,5 persen atau saprolite diperkirakan cadangan hanya cukup untuk sekitar 25 tahun ke depan atau bahkan kurang dari 20 tahun
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- Dukung Curhatan Gubernur Anwar Hafid soal DBH Pertambangan, ART: Sulteng Butuh Keadilan
- Sebut Banjir Kota Palu Gegara Tambang, ART Minta BPK Hitung Kerugian Kerusakan Lingkungan
- FINI Tolak Kenaikan Royalti Nikel di Tengah Anjloknya Harga Komoditas
- PT Ceria Siap Jadi Pemain Global di Industri Nikel, Produksi FeNi Perdana Akhir April
- Dinas ESDM NTB Sebut STM Masih Eksplorasi dan Patuh Lapor Berkala