DPD RI Minta BPK RI Jaga Ketat Penggunaan Keuangan Negara

DPD RI Minta BPK RI Jaga Ketat Penggunaan Keuangan Negara
Ketua DPD Oesman Sapta saat menerima Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2018 dan IHPS II Tahun 2018 serta penyerahan LHP Periode Semester II Tahun 2018 oleh Ketua BPK di Kompleks Parlemen, Selasa (28/5). Foto: Dok. DPD

jpnn.com, JAKARTA - DPD RI akan fokus pada pengawasan alokasi dana transfer ke daerah dan dana desa. Oleh karena itu, DPD RI meminta BPK RI untuk menjaga ketat penggunaan keuangan negara yang bersumber dari APBN.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang saat menerima Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2018 dan IHPS II Tahun 2018 serta penyerahan LHP Periode Semester II Tahun 2018 oleh BPK RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen MPR/DPR/DPD RI Senayan Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.

OSO, sapaan Ketua DPD RI itu menyampaikan, bahwa DPD RI mengapresiasi kerja sama antara BPK RI dengan DPD RI. Selain mencermati hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK, DPD RI akan fokus melakukan pengawasan terhadap alokasi dana transfer ke daerah dan dana desa.

DPD RI juga mengapresiasi capaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2018 dari 79 LKKL dan 1 LKBUN (91%) pada tahun 2017 menjadi 81 LKKL dan 1 LKBUN (95%) pada tahun 2018.

“Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN tahun 2018 dalam laporan keuangan secara material telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, selain itu fokus kami adalah pengawasan terhadap dana transfer daerah dan dana desa," ucap Oesman Sapta.

Ketua BPK RI Moermahadi Soerja Djanegara menyebutkan bahwa opini WTP diberikan kepada LKPP Tahun 2018 berdasarkan 86 Laporan Keuangan Kementerian Lembaga (LKKL) dan 1 Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN) tahun 2018. Atas 87 laporan keuangan tersebut, 81 LKKL sebanyak 79 LKKL dan 1 LKBUN (91 persen).

“4 LKKL mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), sejumlah ini menurun dibandingkan tahun 2017 sebanyak 6 LKKL. Sedangkan 1 LKKL mendapatkan opini Tidak Menyatakan Pendapat. Jumlah ini menurun dibanding 2017 yaitu 2 LKKL,” kata Moermahadi.

Moermahadi menambahkan kementerian/lembaga yang belum memperoleh opini WTP tersebut karena permasalahan kas dan setara kas, belanja dibayar dimuka, belanja barang, serta belanja modal. “Namun permasalahan itu tidak berdampak material pada kesesuaian LKPP tahun 2018 terhadap Standar Akuntansi Pemerintah,” ujarnya.

DPD RI akan fokus pada pengawasan alokasi dana transfer ke daerah dan dana desa. Oleh karena itu DPD RI meminta BPK RI untuk menjaga ketat penggunaan keuangan negara yang bersumber dari APBN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News