DPR Tiarap, Kunker ke Belanda Rontok

DPR Tiarap, Kunker ke Belanda Rontok
DPR Tiarap, Kunker ke Belanda Rontok
Shohibul menyatakan, gagalnya keberangkatan BAKN ke Belanda itu membuktikan bahwa kritik masyarakat cukup efektif. "Setidaknya membuat beberapa elite politik memikirkan citra," ujarnya lantas tertawa.

Namun, dia berharap dasar pertimbangan fraksi-fraksi yang melarang anggotanya untuk berangkat benar-benar bersifat substantif, bukannya pencitraan semata. "Dalam perjalanan waktu, akan terlihat mana yang sekadar citra dan yang substantif," tegasnya.

Meski begitu, Sohibul tidak bisa menutupi kekecewaannya. Dia yakin kunjungan lima hari BAKN bersama para wakil dari BPK, Bapppenas, dan Kemendagri akan mampu memperkaya referensi dalam proses reformasi akuntabilitas keuangan negara. Di Belanda, mereka dijadwalkan bertemu Komisi Sektoral dan Komisi Anggaran Parlemen Belanda, Kementerian Keuangan Belanda, sampai Dutch Court of Auditors atau "BPK-nya" Belanda.

"Kami ini korban stigma. Sudah berusaha transparan, tapi karena stigma DPR yang sudah sedemikian buruk, akhirnya kami kena juga," kata Shohibul. Apalagi anggaran kunker BAKN itu tidak bersumber dari APBN, melainkan hibah Asian Development Bank (ADB) yang bersumber dari pemerintah Belanda. "Tapi, tidak masalah. Kami sangat senang kritik media. Cuma, kami berharap media mengkritik secara cerdas dan proporsional. Jangan sampai gebyah uyah, namun tidak memberikan pendidikan apa-apa," tegasnya.

JAKARTA - Para wakil rakyat bertiarap dari agenda kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri. Untuk menjaga citra dari tekanan publik, mereka memilih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News