DPRD NTT: Tren Angka Kemiskinan Fluktuatif

DPRD NTT: Tren Angka Kemiskinan Fluktuatif
ILUSTRASI. FOTO: Radar Semarang/JPNN.com

“Sebab, tiga komponen ini yang menentukan IPM kita dan juga tentu mengurangi angka kemiskinan,” kata politikus partai Golkar ini.

Belum lama ini, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong mengakui NTT sudah cukup maju.

Ia membandingkannya dengan tahun 2015 lalu ketika pertama kali mengunjungi NTT. NTT menurutnya menjadi incaran investor. Dan semakin hari semakin banyak investasi yang ditanamkan di NTT. Yang terbaru adalah PT Garam Indonesia yang akan memproduksi garam di wilayah Kabupaten Kupang.

Menurutnya, ini investasi yang sangat besar di NTT. Selain itu, kapal listrik 2x60 megawatt yang sudah tiba di NTT dan masih dalam tahap instalasi. Menurut Thomas, masih ada investasi-investasi lain yang masuk ke NTT. Ini adalah tanda-tanda kemajuan konkrit hanya dalam waktu satu tahun.

“Jadi ini membuat saya cukup optimis,”kata dia menambahkan, sektor wisata NTT pun paling menjanjikan. Sementara, sektor jasa juga sudah cukup maju. Industri manufaktur mulai bergeliat. Perusahaan tekstil asing sudah masuk, yakni perusahaan pembuat wig dari Korea.

Ia juga menjelaskan Pemda NTT sedang menciptakan kawasan industri. Hal ini sesuai dengan program BKPM saat ini yakni Program Klik. Ini adalah layanan investasi hanya dalam waktu tiga jam. Namun ini hanya khusus untuk investasi di kawasan industri.

“Sarana ini bisa diterapkan di kawasan industri di NTT,” katanya.

Terkait nilai investasi di tahun 2017, menurut Thomas, tingkat nasional ditargetkan mencapai Rp 670 triliun. Sedangkan khusus NTT ia memperkirakan mencapai ratusan miliar. Menurutnya, trend investasi tetap meningkat.

JPNN.com - Ketua Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Hugo Rehi Kalembu mengatakan tren angka kemiskinan di NTT memang fluktuatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News