Drama Dua Negara di Balik Pembakaran Al-Qur'an

Bulan lalu dia membakar Al-Quran di luar masjid Stockholm, tindakan yang ia katakan menunjukkan perasaannya terhadap kitab suci tersebut.
Ini juga menyebabkan protes dan kekacauan politik antara negara-negara Muslim dan Swedia.
Berita tentang protes yang direncanakan pada hari Kamis sekali lagi membuat marah warga Irak, yang kemudian menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad.
Ratusan pengunjuk rasa menduduki pos diplomatik selama beberapa jam, mengibarkan bendera-bendera dan tanda-tanda yang menunjukkan ulama berpengaruh Syiah Moqtada al-Sadr.
Asap kemudian terlihat mengepul dari sebuah gedung di kompleks kedutaan, saat pengunjuk rasa berdiri di atapnya. Staf kedutaan dievakuasi sehari sebelumnya.
Salwan Momika akhirnya tidak membakar Al-Quran, namun dia dan seorang pria lain menginjak, menendang, dan menghancurkan sebagian buku yang mereka klaim sebagai Al-Quran.
Mereka juga menghancurkan selembar kertas dengan bergambar bendera Irak, serta foto Sadr dan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Sekitar 50 orang, termasuk jurnalis dan segelintir pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan agama, menyaksikan demonstrasi dari balik barikade polisi.
Sudah sepekan hubungan Irak dan Swedia memanas, diwarnai dengan unjuk rasa yang menyerang kantor kedutaan
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya