Dropping Air Pun Dikawal TNI

Dropping Air Pun Dikawal TNI
Ilustrasi.

jpnn.com - MATARAM - Memasuki musim kekeringan, air bersih ibarat emas bagi sejumlah warga di daerah kerontang. Mereka rela mengantre berjam-jam atau bahkan berebut demi mendapatkan stok air yang memadai untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ketut Subrata menyebut memang sudah mulai muncul gejolak masyarakat yang menuntut air bersih.
    
Bahkan, rombongannya yang membawa air bersih ke salah satu daerah terpencil di Lombok Utara sempat dihadang warga. Mereka melarang tangki bantuan air untuk terus melaju dan memaksa agar dropping air dilakukan di wilayah tersebut.
    
“Jadi warga ngehadang dan minta agar penyaluran air bersih dilakukan di wilayah mereka. Padahal, air itu awalnya untuk daeah lain,” kata dia.
    
Alhasil, permintaan warga itu pun dipenuhi. Terutama setelah menengok kondisi di sana yang memang sangat krisis air bersih. Sumber air di wilayah itu telah mengering, termasuk sumur warga maupun tandon-tandon air yang masih kosong.
    
Untuk ke depannya, kata Subrata, ia sudah berkoordinasi dengan TNI. Sehingga, aparat berseragam loreng-loreng itu bisa mendampingi proses penyaluran air bersih. Ini untuk mengantisipasi pencegatan yang sama oleh warga.
    
“Karena dropping air bersih ini pun rawan selisih paham. Supir tangki juga rawan dicegat di tengah jalan. Makanya, kita minta TNI ikut mengawal. Sopir tangkinya juga bisa merasa aman,”jelasnya.
    
Jika tak dikawal, dia khawatir dropping air bersih justru tidak tepat sasaran. Daerah pelosok yang jauh lebih membutuhkan justru tidak menerima bantuan karena keburu dicegat wilayah lain.
    
Selain itu, keterlibatan TNI juga dibutuhkan untuk memberi informasi terkini. Pihaknya sudah meminta bantuan TNI agar menugaskan babinsa di lapangan untuk memberi informasi terkini tentang kondisi kekeringan di daerah. (uki/r12)


MATARAM - Memasuki musim kekeringan, air bersih ibarat emas bagi sejumlah warga di daerah kerontang. Mereka rela mengantre berjam-jam atau bahkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News