Dua Gajah Idola Tewas Diracun

Dua Gajah Idola Tewas Diracun
KENANGAN- Rege (16 tahun) dan Tomi (23 tahun) sedang atraksi main bola di PLG Minas semasa hidupnya tahun 2007. Gajah yang menghuni Tahura Syarif Hasyim ini tewas dengan mengenaskan akibat diracun oleh orang tak dikenal. Pelaku mengambil gadingnya saat dijagal di malam hari, namun gadingnya ditinggal dijalan karena hari keburu pagi dan takut diketahui orang. Sebenarnya gajah yang dipancung ini dua ekor satu lagi bernama Tomi (23 tahun) juga mati diracun. Foto: DOK/RIAU POS
RIAU- DUKA mendalam menyelimuti perasaan keluarga besar Pusat Latihan Gajah Minas. Secara menyedihkan, dua ekor gajah binaan mereka ditemukan tewas mengenaskan, Kamis (7/5). Rasa duka yang dialami para pawang hingga mengeluarkan air mata itu wajar dirasakan. Sebab, kedua ekor gajah, Tomi (23) dan Rege (16) adalah gajah-gajah andalan dan sudah menjadi idola. Tomi dan Rege tewas meninggalkan 30 ekor lagi teman-temannya sesama "siswa" di PLG Minas itu.

  

Tega dan kejam. Itulah yang terlontar dari mulut para pawang setelah mengetahui kedua idola mereka ditemukan tewas mengenaskan. Tidak hanya diracun, setelah mati, kepala mereka dipancung. Memang tidak di bagian leher, tetapi di bagian mata hingga terpisah dari batok kepala. Tidak cukup hanya memenggal bagian mata, belalainya pun terpisah dari tubuhnya karena dipenggal. Pelaku diduga sengaja melakukan pemancungan untuk memudahkan mengambil gading kedua gajah itu. Di lokasi juga terlihat pelaku masih sempat mengeluarkan sumsum bagian dalam gading kedua gajah. "Di sumsum itulah tersimpan racun gading gajah. Jadi gading sebagai pertahanan diri gajah mengandung racun," kata pawang Andi menjelaskan.

  

Bukan gajah sembarangan memang. Tomi 'menjabat' sebagai gajah patroli, sedangkan Rege adalah gajah yang memiliki banyak talenta. Jabatannya sebagai gajah patroli tentu membuatnya sebagai gajah yang cukup disegani karena tugasnya melakukan pengawasan di sekeliling. Sedangkan Rege disebut banyak talenta karena kemampuannya bermain bola, bermain basket, lompat, jalan ngesot, hormat ala gajah, hingga menari. Karena kepandaiannya menari itulah dia dinamakan sebagai Rege.

  

Kematian Rege membuat hari-hari Ramlan, sang pawang, tidak lagi bersama dengan sang multitalenta itu. "Kami sangat kehilangan keduanya. Apalagi saya, sempat menangis karena kehilangan Rege. Kejam sekali mereka yang membunuh dan memenggalnya seperti itu," kata Ramlan yang baru dua bulan mendapat giliran tugas menangani Rege. "Kalau ada air mata darah, mungkin juga bisa keluar pak saking sedihnya kami," timpal pawang lainnya. Menurut Fathur, pawang Tomi, Rege memang menjadi idola. Bahkan, jika ada kunjungan tamu-tamu apalagi tamu kehormatan, Rege itulah yang paling sering ditampilkan.

  

RIAU- DUKA mendalam menyelimuti perasaan keluarga besar Pusat Latihan Gajah Minas. Secara menyedihkan, dua ekor gajah binaan mereka ditemukan tewas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News