Dua Jam Jalan Kaki atau Tinggal di Pondokan Darurat
Sabtu, 26 September 2009 – 10:00 WIB
SMPN Sipora berada di Desa Siuban, Kecamatan Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sekolah itu adalah satu di antara sedikit SMP yang berdiri di Mentawai. Bangunannya boleh dibilang tidak layak. Empat ruang kelas tidak beroperasi karena rusak. Tembok-temboknya retak, atapnya pun seperti mau runtuh.
Mentawai memang kerap dilanda gempa. Hal itulah yang menyebabkan fasilitas sekolah di sana kerap terbengkalai pascagempa. Saat Jawa Pos mengunjungi Sipora, empat kelas yang terbengkalai itu hanya dibiarkan teronggok, tak terawat. "Menunggu bantuan untuk renovasi," kata Arsenius.
Fasilitas sekolah di Mentawai juga minim. SMPN I Sipora adalah potret kurangnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Beberapa meja dan bangku yang digunakan di kelas adalah pinjaman. Misalnya, pinjaman dari SMAN 2 Sipora. "Meminjam seadanya. Rusak sedikit, asal masih bisa diperbaiki, tetap dipinjam," ujar Arsenius.
Namun, meski tidak mudah bersekolah di Mentawai, Arsenius salut dengan semangat siswa siswanya. Walau harus menyeberang jauh, anak-anak rela belajar mandiri. Animo anak-anak Mentawai untuk bersekolah pun terus bertambah setiap tahun. "Tidak peduli sekolahnya rusak, di sini tetap bisa sekolah. Yang penting niat," katanya, membanggakan siswa didiknya. (kum)
Fasilitas pendidikan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih jauh dari layak. Murid-murid yang ingin melanjutkan ke SMP harus rela berpisah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408