Dua Jam Jalan Kaki atau Tinggal di Pondokan Darurat

Dua Jam Jalan Kaki atau Tinggal di Pondokan Darurat
Dua Jam Jalan Kaki atau Tinggal di Pondokan Darurat
 

SMPN Sipora berada di Desa Siuban, Kecamatan Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sekolah itu adalah satu di antara sedikit SMP yang berdiri di Mentawai. Bangunannya boleh dibilang tidak layak. Empat ruang kelas tidak beroperasi karena rusak. Tembok-temboknya retak, atapnya pun seperti mau runtuh.

 

Mentawai memang kerap dilanda gempa. Hal itulah yang menyebabkan fasilitas sekolah di sana kerap terbengkalai pascagempa. Saat Jawa Pos mengunjungi Sipora, empat kelas yang terbengkalai itu hanya dibiarkan teronggok, tak terawat. "Menunggu bantuan untuk renovasi," kata Arsenius.

 

Fasilitas sekolah di Mentawai juga minim. SMPN I Sipora adalah potret kurangnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Beberapa meja dan bangku yang digunakan di kelas adalah pinjaman. Misalnya, pinjaman dari SMAN 2 Sipora. "Meminjam seadanya. Rusak sedikit, asal masih bisa diperbaiki, tetap dipinjam," ujar Arsenius.

 

Namun, meski tidak mudah bersekolah di Mentawai, Arsenius salut dengan semangat siswa siswanya. Walau harus menyeberang jauh, anak-anak rela belajar mandiri. Animo anak-anak Mentawai untuk bersekolah pun terus bertambah setiap tahun. "Tidak peduli sekolahnya rusak, di sini tetap bisa sekolah. Yang penting niat," katanya, membanggakan siswa didiknya. (kum)

Fasilitas pendidikan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih jauh dari layak. Murid-murid yang ingin melanjutkan ke SMP harus rela berpisah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News