Dua Oknum Polisi dan Seorang PNS Samsat Jadi Pesakitan
jpnn.com, TERNATE - Yanto Burat, M. Yamin Syafrudin dan Hasan Robo terpaksa menjadi pesakitan. Pasalnya, ketiga petugas sistem administrasi manunggal satu atap (samsat) itu bersekongkol menggelapkan uang untuk pembuatan Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK).
Ketiganya bekerja sama menerbitkan STNK milik korban bernama Widia dan meminta uang senilai Rpn7 juta di samsat Halmahera Tengah (Halteng). Belakangan diketahui STNK itu tidak terdaftar di kepolisian alias palsu. Setelah terungkap Widia lantas melaporkan hal tersebut ke kepolisian.
Kemarin (25/4) dua anggota polri dan PNS Samsat Halteng itu menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri (PN) Ternate.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Haris membacakan dakwaan. Dalam dakwaannya ketiga dijerat dengan pasal 372 dengan ancaman hukum 4 tahun kurungan. Dalam dakwaan JPU menyatakan, peristiwa tersebut terjadi sejak Oktober 2014 sampai Maret 2016.
”Ketiga tidak melaksanakan prosedur sebagaimana diatur dalam Perkap Kapolri Nomor 5 tahun 2012 tentang Registrasi Administrasi Kendaraan Bermotor,” ujar Haris seperti dilansir Malut Post (Jawa Pos Group).
Sidang yang dipimpin majelis hakim Hendri Tobing itu kembali dilanjutkan Selasa (2/5) pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi.(cr-02/jfr)
Yanto Burat, M. Yamin Syafrudin dan Hasan Robo terpaksa menjadi pesakitan. Pasalnya, ketiga petugas sistem administrasi manunggal satu atap (samsat)
Redaktur & Reporter : Friederich
- Jasa Raharja dan Pemprov Sumsel Bersinergi Tingkatkan Kepatuhan Pemilik Kendaraan Bermotor
- Gelar Safari Ramadan, Dirut Jasa Raharja Ungkap Pembenahan Standar Pelayanan Samsat
- PJ Gubernur Sumsel Imbau Pelayanan SAMSAT Ditingkatkan, Mulai SDM Hingga Kebijakan
- Dorong Samsat Digital Leuwipanjang Jadi Percontohan, Dirut Jasa Raharja Ungkap Kelebihannya
- Inilah Lokasi Samsat Keliling di Jakarta, Simak
- Ketua DPRD Bengkalis Dilaporkan ke Polda Riau