Data Kasus Baru Positif Corona Selama PSBB Periode Pertama di Jakarta

Data Kasus Baru Positif Corona Selama PSBB Periode Pertama di Jakarta
Ilustrasi COVID-19. Foto: diambil dari pixabay

Dia menerangkan, Pemprov DKI Jakarta perlu membangun sebuah kerasahan publik atas bahaya penularan corona. Setelah itu, masyarakat bisa menerapkan lockdown wilayah secara mandiri.

"Polanya harus diubah. Perlu ada lockdown kampung atau terbatas. Nama kebijakannya PSM yaitu Peran Serta Masyarakat. Masyarakat harus disadarkan dahulu tentang penularan corona. Kemudian, dia menerapkan lockdown terbatas di wilayahnya," kata Trubus.

Trubus menilai, pola PSBB di Jakarta kemarin lebih menekankan physical distancing. Pola PSBB kemarin hanya efektif membatasi orang mobilitas.

"Namun tidak efektif memutus mata rantai penyebaran covid-19. Nah, dengan pendekatan PSM, masyarakat melakukan polanya sendiri-sendiri. Misalnya di daerah paling terdampak, itu masyarakat melakukan saja lockdown," ungkap dia.

Nantinya, kata Trubus, pemerintah DKI Jakarta tidak boleh melarang masyarakat yang ingin memberlakukan lockdown wilayah.

Justru, pemerintah provinsi bertugas menjamin ketersediaan sembako dan alat kesehatan masyarakat selama mereka melakukan lockdown wilayah.

"Nah, Pemprov ini nanti memfasilitasi jaringan sosial dan kesehatan. Pemprov DKI Jakarta harus memastikan kesediaan sembako bagi masyarakat. Mereka juga memastikan alat-alat kesehatan selama masyarakat melakukan lockdown. Memutus mata rantai harus diserahkan ke masyarakat," tegas dia. (mg10/jpnn)

Mengacu data nasional, kasus baru pasien positif COVID-19 selama dua pekan PSBB di DKI Jakarta, stabil di angka 100 orang.


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News