Dua Pemimpin Indonesia Berbagi Upaya Mereka Menangani COVID-19 Selama Ini

Menurut Bima, Bogor tidak bisa sendiri, namun perlu didukung oleh banyak pihak, misalnya Kementerian Perhubungan untuk memikirkan cara agar stasiun tidak berdesak-desakan.
"Atau Kementerian Pendidikan yang harus sama-sama berpikir keras gimana ini soal Pendidikan Jarak Jauh yang amburadul di lapangan," pungkasnya.

Perlunya kehadiran negara saat pandemi
Yanuar Nugroho mencatat, ada persoalan kapasitas negara dalam penanganan COVID-19 di Indonesia saat ini.
Yang dimaksud dengan kapasitas negara menurut Yanuar adalah perkara kemampuan negara untuk menjalankan, dalam hal ini penanganan COVID-19, melalui mesin pemerintah.
Mesin pemerintah ini menurutnya ikut menentukan arti 'negara hadir' yang sering disebut dan dipertanyakan.
"Semua negara di dunia ini mengalami COVID-19, tetapi yang membedakan satu negara dengan negara lainnya adalah bagaimana kapasitas mesin pemerintahan tersebut merespon, cepat mengambil keputusan, menggunakan data, menggunakan bukti untuk merespon," tutur Yanuar.
Dalam konteks penanganan COVID-19 di DKI Jakarta dan di Bogor, Yanuar menilai mesin pemerintah provinsi dan kota berjalan dengan baik melalui peningkatan kapasitas tes atau inisiatif detektif COVID.
Menurut Anies banyaknya angka positif di ibukota bukan berarti pandemi virus corona tidak terkendali, melainkan dari hasil pengetesan yang tinggi untuk mengetahui kondisi masyarakat
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS