Dua Anak Muda Ini Berharap Produksi Air Kemasan Galon Sekali Pakai Dihentikan

Dua Anak Muda Ini Berharap Produksi Air Kemasan Galon Sekali Pakai Dihentikan
Flyer penolakan galon sekali pakai yang digagas oleh Elhan dan Helfia di change.org. Foto: SC change.org

jpnn.com, JAKARTA - Dua anak muda penggagas petisi tolak galon sekali pakai di platform Change.org, Elhan dan Helfia, masih belum puas terhadap respons yang ditunjukkan produsen air kemasan galon sekali pakai yang berasalan bahwa produk galon sekali pakai diluncurkan karena ada permintaan dari konsumen.
 
“Market leader produsen galon sekali pakai ini mengatakan mereka memproduksi produk itu akibat adanya demand. Yang masih menjadi pertanyaan saya adalah, itu demand dari siapa?” tukas Elhan dalam acara diskusi Diet Kantong Plastik on Instagram “selamat hari anak nasional, #sobatDKP! baru-baru ini.
 
Elhan masih berusaha untuk meminta penghentian produk galon sekali pakai itu hingga sekarang dan mengajak para pegiat lingkungan dari berbagai sekolah untuk mendukung usahanya.

“Karena seperti diketahui, galon sekali pakai ini masih diproduksi sampai sekarang. Saat ini kami masih dalam tahap riset untuk membuktikan bahwa galon sekali pakai ini mengandung mikroplastik atau zat-zat kimia yang berbahaya,” katanya.
 
Elhan melihat produsen galon sekali pakai ini hanya memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19, dengan membawa-bawa isu bahwa produk mereka free BPA dan lebih higienis.

“Padahal, produk itu belum tentu juga baik buat kesehatan. Jadi, kami ingin stigma bahwa galon sekali pakai itu lebih sehat harus dihilangkan. Perasaan, sebelum munculnya galon sekali pakai ini, kita aman-aman saja kok saat menggunakan galon guna ulang yang lebih ramah lingkungan,” ucapnya mengajak masyarakat untuk memilih produk yang lebih baik. 

Elhan mengutarakan dari petisi tolak galon sekali pakai ini dibuat pada November 2020 lalu, hingga kini jumlah netizen yang menandatangani sudah mencapai lebih dari 46 ribu.
 
Di acara yang sama, Helfia mengatakan kehadiran galon sekali pakai telah membuat masalah baru terhadap lingkungan.

“Galon sekali pakai ini menurut aku membuat masalah yang sebelumnya enggak ada. Apalagi munculnya pas banget di masa pandemi ini dimana orang-orang sangat gila kebersihan, apalagi steril,” katanya.
 
Sebelumnya juga diberitakan Tirta Fresindo yang menjadi produsen galon sekali pakai ini hingga kini masih belum mengirimkan dokumen perencanaan pelaksanaan peta jalan pengurangan sampah 2020-2029.

Padahal Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, meminta para produsen  harus sudah menyusun dan menyerahkan dokumen rencana pengurangan sampah 10 tahun mereka (2020 – 2029) pada 2020 lalu. 
 
Sedang pada tahun 2021 ini, para produsen itu seharusnya sudah mulai membangun fasilitas dan mekanisme penarikan kembali sampah, atau pembuatan kerja sama dengan Bank Sampah/TPS 3R/Badan Usaha berizin.  

Ada tiga jenis produsen yang dimonitor, dievaluasi, dan diverifikasi kinerja pengurangan sampahnya, yaitu sektor manufaktur, ritel, dan jasa makanan dan minuman.
 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus merespons kondisi permasalahan sampah di Indonesia. Selain jumlah sampah yang terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi, komposisinya juga makin beragam.

Sejak 2015, KLHK telah memberikan perhatian besar terhadap pengurangan sampah, terutama sampah plastik sekali pakai yang sulit dikelola.

Dua anak muda penggagas petisi tolak galon sekali pakai di platform Change.org, Elhan dan Helfia, masih belum puas terhadap respons yang ditunjukkan produsen air kemasan galon sekali pakai yang berasalan bahwa produk galon sekali pakai diluncurkan karena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News