Duh... Kabel Penyanggah Jembatan Ikon Kota Ini Mulai Karatan

Duh... Kabel Penyanggah Jembatan Ikon Kota Ini Mulai Karatan
Kondisi Jembatan Barelang sedang diperiksa Korea Infrastruktur of Safety and Technology Corporation (KISTEC) setelah salah satu kabel peyanggah terlihat karatan. Foto: Batam Pos/JPG

jpnn.com - BATAM - Jembatan Tengku Fisabilillah atau yang dikenal Jembatan Satu Barelang mendapat sorotan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA). Jembatan yang menjadi ikon Kota Batam ini terdeteksi mulai karatan dan perlu perawatan yang lebih kedepannya.

KOICA, melalui Korea Infrastruktur of Safety and Technology Corporation (KISTEC), yang mendapat proyek pengembangan kapasitas manajemen keselamatan infrastruktur Indonesia, kerjasama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menemukan bahwa kabel-kabel utama sebagai penyanggah kekuatan jembatan Fisabilillah mulai karatan dan tidak seimbang satu sama lainnya.

Sudah tiga bulan belakangan ini KISTEC dan pihak Kementrian PUPR melakukan training inspeksi di jembatan satu. Meskipun belum menyimpulkan hasil penelitian training itu secara detail, namun menurut president KOICA, Kim Byung Gwan, secara kasat mata memang kondisi fisik Jembatan satu perlu perawatan yang lebih. 

"Untuk hasil kajian tim (kekuatan dan kelayakan jembatan) belum bisa disimpulkan, tapi secara kasat mata ya memang terlihat mulai karatan pada kabel-kebal utamanya. Perlu perawatan yang rutin, minimal lima tahun sekali," ujar Kim Byung kepada wartawan, kemarin (23/3).

Tidak itu saja, selain karatan diakui Kim Byung tidak memiliki daya topang yang merata. "Ada sebagian yang kendur dan ada yang menahan beban, jadi memang perlu diperhatikan kondisi ini, jika ingin jembatan ini awet," ujarnya.

Selain masalah kondisi fisik jembatan, kondisi lingkungan jembatan juga disorot oleh KOICA. Sebab sampah yang berserahkan cukup mengganggu pandangan mata pengunjung di ikon kota Batam itu. "Pemandangannya bagus, jembatan ini punya peran penting (jalur penghubung) tapi sayang sampahnya berserahkan," ujarnya.

Sehingga saran Kim Byung kedepannya, pemerintah harus peran aktif untuk merawat jembatan tersebut. "Bangunan apapun itu pasti ada masanya untuk rusak, tapi sebelum rusak, kita haru tetap ada perawatan yang rutin," imbau Kim Byung.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementrian PUPR, Penani Kesai juga berpendapat yang sama. Jembatan satu yang menghubungkan pulau Batam dengan pulau Galang itu memang membutuhkan perhatian yang lebih. Sebab apa yang disampaikan Kim Byung diatas memang benar adanya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News