Duka Warga yang Tertembak Peluru Aparat di Pelabuhan Sape
Ditinggal Kekasih karena Kaki Lumpuh
Rabu, 08 Februari 2012 – 22:42 WIB

Ismail Abdullah 55,warga Desa Rato, Kecamatan Lambu, Bima, mengalami banyak luka tembak di dadanya. Bahkan peci yang dikenakannya tertembus peluru petugas saat peristiwa kerusuhan di Pelabuhan Sape 24 Desember 2011. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
Pagi itu, pukul 07.10 Wita, bunyi dering SMS masuk ke handphone Sahabudin. Sebuah pesan pendek dikirim tetangganya. Bunyinya: Cepat tolong kami. Banyak warga yang sudah diangkut polisi ke kota. Pria 31 tahun itu pun langsung bergegas menuju Pelabuhan Sape.
Sesampai di pertigaan menuju pelabuhan, suasana sudah ramai. Mobil-mobil patroli melaju, sedangkan beberapa warga tampak berlarian di pinggir jalan. Sahabudin nekat melajukan motornya mendekati pelabuhan.
Nahas, sesampai di depan sebuah toko, beberapa meter dari gerbang dermaga, dia ambruk. Sahabudin merasakan nyeri yang sangat hebat di atas lutut kirinya. "Saya belum sadar bahwa saya terkena tembakan," katanya.
Belakangan, dia baru sadar tubuhnya terkena peluru. Darah mengalir dari atas lututnya. Untungnya, timah panas itu tak sampai mengenai tulang tempurung kakinya. Beberapa saat kemudian, sejumlah aparat datang mendekati. Bukannya menolong, salah seorang aparat malah memukulkan popor senjata ke kepala dan pundak Sahabudin. Pria yang bekerja sebagai sopir ekspedisi itu mengaku digilas motor yang ditunggangi polisi.
Tragedi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), 24 Desember lalu, menyisakan duka mendalam bagi para korban. Ada yang kehilangan nyawa,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu