Dulu Preman Garang, Viral karena Difoto Pejabat, Penghasilan Bersih per Bulan…
Lantaran keterbatasan anggaran, dua rumah panggung tersebut awalnya hanya dihubungkan dengan jembatan bambu. Begitu Hol Tiyo makin ramai, retribusi ke lokasi tersebut digunakan untuk membangun jembatan yang lebih kokoh. Barnabas juga menambah dua rumah panggung lagi.
”Dari sedikit pemasukan, saya perbaiki pelan-pelan, lalu ditambah rumah lagi. Sekarang sudah ada empat rumah. Masuk ke sana cukup bayar Rp 10 ribu saja,” kata ayah satu anak ini.
Julukan penjaga mangrove sendiri didapat Barnabas lantaran konsistensinya merawat kawasan tersebut.
Setiap hari, ia menjaga kawasan mangrove di sana agar bebas sampah maupun bebas tindakan destruktif lainnya. ”Tiap hari kawasan mangrove-nya saya jaga sehingga tetap bersih,” ceritanya.
Barnabas menuturkan, semangatnya mengembangkan Hol Tiyo sebagai destinasi wisata juga tak lepas dari sulitnya mencari lapangan kerja di Kepsul.
Sebagai pria yang hanya tamat Sekolah Dasar, nyaris mustahil bagi Barnabas untuk mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor formal, bahkan informal.
”Karena itu, meski dengan segala keterbatasan, saya bangun tempat wisata ini sedikit demi sedikit yang saat ini mulai terlihat hasilnya,” jabarnya.
Meski hanya tamatan SD, langkah yang dilakukan Barnabas ini terbilang besar. Pengembangan pariwisata ini ia lakukan tanpa bantuan pemerintah atau sponsor dari pihak manapun.
Nama Barnabas cukup mocer di Kota Sanana, Kepulauan Sula, Maluku Utara. Lelaki itu dulunya dikenal sebagai preman yang garang. Kini dia disibukkan
- Nol Karbon & KPH Wilayah III Aceh Berkolaborasi, Siap Restorasi Hutan Mangrove
- Habib Rizieq Siap Lindungi Aksi Mahasiswa dari Gangguan Preman
- Pemalak Sopir Truk di Palembang Ditangkap, Masih Ada yang Diburu Polisi
- Berbicara Soal Rehabilitasi Mangrove di Forum COP28, Sultan Puji Komunitas LATUN Bengkulu
- Ganjar Dorong Peningkatan Pariwisata Melalui Infrastruktur, Kebudayaan hingga Ekowisata
- TW Tersangka Baru Kasus Bentrok Ormas dan Pedagang Pasar Kutabumi