Dwelling Time, Persoalan Klasik yang tak Dituntaskan
“Tentu pelaku industri TPT nasional akan merasakan dampaknya jika benar perubahan itu terjadi. Terutama pada tarif dan produktivitas yang pada akhirnya akan mempersingkat waktu atau memperbaiki dwelling time," ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Inov ini menyebut bahwa semua pelaku TPT telah merasakan berbelitnya birokrasi di Tanjung Priok khususnya penanganan aktivitas ekspor-impor. “Ini yang menyebabkan produk TPT nasional tidak mampu berdaya saing akibat berbagai biaya-biaya tidak perlu yang antara lain disebabkan tingginya dwelling time di Tanjung Priok. Diperlukan terobosan seperti yang dilakukan di Cikarang Dry Port di mana dwelling time dapat ditekan menjadi kurang dari 3 hari,” ujarnya.
Karena itu, kata Inov jika perubahan itu dilakukan, tentu akan mempercepat proses handling dan logistik barang-barang dari pelaku industri TPT.
“Saya berharap agar pengelolaan pelabuhan dilakukan secara profesional dan baik sehingga tidak ada lagi pelaku usaha, importir maupun eksportir pengguna Tanjung Priok yang merasa dirugikan,” pungkasnya. (rl/sam/jpnn)
JAKARTA - Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, persoalan dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, merupakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dirut Asuransi Jasindo Paparkan Capaian Hasil Kinerja 2023, Wow!
- Kuartal I 2024, Siloam Hospitals Layani Lebih dari 1 Juta Pasien
- Hari Pertama Karya Nyata Festival Vol.6 Pekanbaru, UMKM Pertamina Bukukan Transaksi Rp 1,2 Miliar
- Penjualan 5 Produk Jasindo Meningkat, Asuransi Satelit Mendominasi
- PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri untuk Hadapi Risiko Geopolitik
- Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2