Dwi Kewarganegaraan Sudah Lama Dinantikan Warga Asing yang Puluhan Tahun Tinggal di Indonesia

'Orang berpikir saya punya pembantu'
Tanya sudah berencana untuk melepaskan kewarganegaraan Australia-nya, meski ia tetap berharap akan bisa memegang dua kewarganegaraan demi anak-anaknya.
"Saya merasa Indonesia membuat hidup anak-anak saya sulit dengan meminta mereka untuk memilih kewarganegaraan, karena terkadang saya merasa anak-anak saya tidak merasa mereka 100 persen orang Indonesia," kata Tanya.
"Anak saya sering dibilang 'dia enggak Muslim yang benar karena dia bule'. Jadi meski pun mereka orang Indonesia, Indonesia tidak sepenuhnya mengenali mereka," ujarnya, yang juga mengatakan anak-anaknya belum pernah ke Australia.
Ia juga merasa warga negara asing di Indonesia tidak terwakilkan dalam wacana dwi kewarganegaraan, karena mereka seringkali dianggap lebih memiliki keistimewaan.
"Orang-orang berpikir saya punya pembantu, sopir, dan sebagainya. Dari mana uangnya?" katanya.
"Hanya karena saya berkulit putih, bukan berarti saya lahir membawa pohon uang. Saya tidak bisa bekerja [di Indonesia]."
Tina menegaskan kalau ia tidak ingin kisah-kisah warga asing di Indonesia hanya terdengar seperti keluhan.
"Kami adalah manusia, yang punya keluarga sungguhan dan masalah sungguhan yang bisa diselesaikan kalau ada keinginan dari pihak berwenang," kata Tina.
Warga negara asing yang sudah puluhan tahun tinggal di Indonesia masih mengalami kesulitan bekerja dan ketidakpastian izin tinggal
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka