E-commerce Asli Indonesia Mampu Tandingi Pemain Global

E-commerce Asli Indonesia Mampu Tandingi Pemain Global
E-commerce Asli Indonesia Mampu Tandingi Pemain Global

Penilaian Andri tak berlebihan mengingat website Bukalapak.com yang diluncurkan pada awal Januari 2010, langsung mendapat respon masyarakat yang luar biasa. Bukalapak.com memang berfokus memfasilitasi UKM untuk bisa membuka toko online dengan sistem pembayaran dan transaksi yang aman, baik bagi penjual maupun pembeli.

Saat ini Bukalapak.com telah berhasil mengumpulkan lebih dari 500 ribu penjual (seller) dengan jumlah pengunjung mencapai 2 juta orang setiap hari dan menjadi situs jual beli no 1 di Indonesia dari segi traffic berdasarkan situs Alexa.

Data yang dirilis biro riset Frost & Sullivan pada tahun 2013, Indonesia bersama China, menjadi negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce terbesar di dunia dengan rata-rata pertumbuhan 17 persen setiap tahun.

Hasanuddin Ali, CEO Alvara Research Center, menuturkan bahwa dengan semakin meningkatnya potensi ekosistem jual-beli online yang kian diminati konsumen, tentu  tak heran jika kegiatan berbelanja online kini telah menjadi gaya hidup yang digandrungi oleh banyak orang.

“Tren ini akan terus berlanjut dan masif, setidaknya karena tiga alasan, mulai dari penetrasi internet yang semakin tinggi di Indonesia dimana lebih dari 80 juta penduduk sudah terhubung internet. Kemudian gaya hidup konsumen Indonesia yang sangat konsumtif, mendorong konsumen Indonesia terus belanja. Lalu agresifitas pemain situs belanja online yang menawarkan diskon dan kemudahan belanja juga akan semakin memperbesar pasar belanja online,” tuturnya.

Menurut Hasanuddin, kondisi ini pula yang memicu munculnya berbagai toko online baru yang membuat semakin kompetitif industri pasar online di Indonesia. “Kepercayaan menjadi kata kunci. Berbeda dengan belanja konvensional, unsur trust itu menjadi sangat penting di belanja online, karena konsumen rela bayar dulu baru barang diantar,” ujarnya.

Andri Riswandi menambahkan, bahwa hanya situs e-commerce yang mampu beradaptasi dengan keinginan customer yang akan mampu bertahan dan akan semakin dikunjungi pelanggan. Karena itu, kata Andri, pemain situs belanja online tetap perlu mengedepankan indikator-indikator marketing konvensional, seperti brand equity, brand image, customer satisfaction and loyalty, dan lainnya.

Meski demikian, kata Hasan, yang perlu diperkuat adalah terkait infrastruktur (IT dan Logistik) dan supply chain barang serta ekosistem bisnis mereka juga harus diperluas. Masalah lainnya terkait dengan payment system, terutama soal persepsi keamanan transaksi menggunakan kartu kredit. Kemudian masalah delivery atau logistik yang masih kurang bagus di Indonesia. terakhir, terkait masalah regulasi transaksi online.

JAKARTA - Salah satu dampak membaiknya infrastruktur internet adalah perilaku masyarakat terutama di kelompok menengah ke atas yang mulai menggandrungi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News