Efek Buruk Ekonomi AS

Efek Buruk Ekonomi AS
Efek Buruk Ekonomi AS
Nah, koreksi terparah yang dialami indeks itu ditanggapi beragam pelaku pasar. Tetapi, mayoritas investor untuk melepas portofolio saham. Di sisi lain, ada juga pelaku pasar yang cerdik dengan mengambil kesempatan kembali mengoleksi saham. "Secara otomatis saya rasa pasar domestik ikut terseret arus bursa global,” ujar Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan BEI.

Dalam amatan Eddy, terpelantingnya indeks itu hanya bersifat sementara. Itu karena pelaku pasar mengambil aksi profit taking guna merealisasikan keuntungan. Dengan fakta fundamental ekonomi Indonesia dan Asia bagus, secara perlahan dan pasti situasinya akan kembali normal. "Ya, dalam kondisi demikian sebaiknya investor selektif mengoleksi saham,” sarannya.

Alhasil menyudahi perdagangan Jumat (5/8) indeks nyongsep 200,443 poin (4,87 persen) ke level 3.921,643. Sementara Indeks LQ45 jatuh 36,811 poin (5,05 persen) ke level 693,293. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,232 triliun di pasar reguler dan negosiasi. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 212.246 kali pada volume 10,295 miliar lembar saham senilai Rp 9,934 triliun. Hanya 9 saham naik, sisanya 321 saham turun, dan 15 saham stagnan.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional: Indeks Komposit Shanghai melemah 52,48 poin (1,96 persen) ke level 2.631,56. Indeks Hang Seng terjun bebas 1.156,39 poin (5,28 persen) ke level 20.728,35. Indeks Nikkei 225 ambruk 359,30 poin (3,72 persen) ke level 9.299,88. Indeks Straits Times anjlok 125,62 poin (4,04 persen) ke level 2.981,39. 

JAKARTA - Nasib buruk menerpa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang perdagangan indeks dipaksa berkutat di zona merah. Parahnya, indeks sempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News