Eko Minta Pemerintah Bernyali Perjuangkan Kelas 62 kg

Eko Minta Pemerintah Bernyali Perjuangkan Kelas 62 kg
Eko Yuli Irawan. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Lifter peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko Yuli Irawan sempat putus asa mendengar kabar kelas spesialisinya 62 kg terancam dicoret pada Asian Games 2018.

Tetapi kekecewaan itu terjadi dua pekan lalu. Kini, dia menuntut keberanian pemerintah dan panitia Asian Games (INASGOC) kalau perjuangan PB PABBSI mempertahankan kelas 62kg itu tidak membuahkan hasil.

"Kalau memang kelas 62 kg diputuskan tidak dipertandingkan, saya hanya bisa berharap adanya keberanian pemerintah dan INASGOC untuk mencoret kelas angkat besi putra di atas 70kg karena peluangnya ada di negara lain," kata Eko Yuli Irawan yang ditemui di sela-sela acara Progress Test lifter pelatnas angkat besi Asian Games 2018 di Pangkalan Marinir Kwini Jakarta Pusat, Selasa (6/3).

Saat ini, Eko Yuli mengaku sedang menunggu kepastian apakah kelas 62kg dipertandingkan atau tidak. Sebab, PB PABBSI telah membawa masalah tersebut kepada Dewan Olimpiade Asian (OCA).

"Mudah-mudahan minggu depan sudah ada kabar," kata Eko.

Apa yang disebut Eko diperkuat Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PABBSI, Alamsyah Wijaya. "Ya, OCA sudah berbicara denhan AWF. Kita tunggu saja kabarnya," ujarnya.

Ketika disinggung penyebab pencoretan kelas 62kg karena tidak dipertandingkan pada Olimpiadr Tokyo 2020, Eko menjawab, "Alasan itu tidak jelas."

"Belum ada kepastian dari Federasi Internasional Angkat Besi (IWF) menyebut kelas 62 kg tidak ditampilkan di Olimpiade Tokyo 2020. Yang pasti, AWF mencoret kelas 62 kg dalam rapat yang tidak dihadiri utusan PB PABBSI. Pak Alamsyah dan pak Sonny Kasiran yang biasa menghadiri rapat tidak bisa hadir karena terlibat sebagai panitia test event angkat besi Asian Games 2018," jelasnya.

Lifter peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko Yuli Irawan sempat putus asa mendengar kabar kelas spesialisinya 62 kg terancam dicoret pada Asian Games

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News