Ekonom Sebut Cadangan Gas Indonesia Mencukupi untuk Dukung Program Jargas

jpnn.com, JAKARTA - Pengembangan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) harus segera dioptimalkan sebagai energi substitusi bagi masyarakat.
Langkah itu dilakukan untuk mengurangi anggaran subsidi yang terus meningkat dan transisi energi yang ramah lingkungan.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa kebutuhan untuk mengarusutamakan cadangan gas bumi sebagai alternatif energi yang digunakan masyarakat memang perlu diintensifkan.
"Apalagi, cadangan gas Indonesia cukup besar untuk mendukung penyelenggaraan program Jargas,” ungkap Yusuf Rendy Manilet dalam siaran persnya, Selasa (30/1).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan gas Indonesia per tahun 2023 mencapai 2,269 trillion British Thermal Unit (tbtu).
Cadangan tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik selama kurang lebih 60 tahun ke depan.
"Penggunaan gas oleh rumah tangga secara proporsi itu relatif masih kecil, sehingga sebenarnya memang pemerintah punya ruang untuk mengembangkan Jargas sebagai sekali lagi, alternatif pengganti LPG saat ini,” tuturnya.
Penggunaan Jargas secara lebih masif akan membawa dampak positif lainnya.
Pengembangan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) harus segera dioptimalkan sebagai energi substitusi bagi masyarakat.
- Gen Z di Jateng Disebut Jadi Agen Perubahan Transisi Energi
- Pemprov Jateng: Transisi Energi Terbarukan Bukan Soal Sulit, Tetapi..
- SLB OneSubsea Buka Fasilitas Pengembangan Bawah Laut Baru di Balikpapan
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Buku 'Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?, Mengulas Tantangan Pembiayaan Energi
- Semangat Hari Kartini, Pertamina Dorong Perempuan untuk Berkarya & Salurkan Energi