Ekonom UI Beberkan Alasan Efek Jokowi dan Bansos Pengaruhi Kemenangan Prabowo-Gibran

Ekonom UI Beberkan Alasan Efek Jokowi dan Bansos Pengaruhi Kemenangan Prabowo-Gibran
Pasangan Capres-Cawapres RI terpilih di Pilpres 2024 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Foto: Arsip jpnn.com/Ricardo

Situasi ini menimbulkan kompetisi yang tidak adil pada Pilpres 2024, karena yang memiliki akses terhadap bansos itu adalah petahana (Jokowi). Meski tidak ada petahanya yang ikut kompetisi pada Pilpres 2024, namun ada putra Jokowi yang maju sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Anggaran Perlinsos Naik

Dia mengatakan bansos memang berasal dari pemerintah atau sumbangan dari pemerintah dengan sasarannya adalah masyarakat miskin.

Dari hasil penelitian, menurut Vid, ternyata ada pola belanja untuk Perlinsos proporsinya meningkat setahun menjelang pemilu seperti pada tahun 2008, tahun 2013, tahun 2018. Namun, kenaikan anggaran itu mengalami kenaikan drastis pada kuruan waktu 2022 hingga 2023 menjelang Pemilu 2024.

“Ketika terjadi kenaikan begitu drastis, apapun alasan sudah ada pembahasan dengan DPR, tetapi ini suatu pola. Apakah ini akan punya dampak? Studi menyebut memang ada dampaknya karena perilaku myopic,” ujarnya.

Artinya, pendistribusian bansos bisa meningkatkan seseorang untuk memilih kembali orang yang memberi/membagikan bansos.

Ini terkonfirmasi oleh hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 19-21 Februari 2024, bahwa sebanyak 24,8% responden mengaku menerima bansos dari pemerintah. Dari jumlah itu, 69,3% mengaku mencoblos capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Gibran.

“Memang pola peningkatan belanja untuk diskresi termasuk Perlinsos meningkat menjelang pemilu, dan ada bukti statistik hal itu meningkatkan keterpilihan,” bebernya.

Kunjungan Jokowi ke daerah-daerah efektif meningkatkan suara Prabowo pada Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News