Ekonomi Global Melambat, Pelaku Pasar Wait And See

Bulan ini BI pun masih akan menahan suku bunga acuannya. Kabar baik itu membuat laju kredit lebih terjaga.
Berbanding terbalik dengan rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) justru ditutup melemah 0,73 persen pada level 6.441,28.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi global membuat para pelaku pasar menerapkan kebijakan wait and see.
”Hanya bersifat temporer. Para pelaku pasar menanti sentimen positif,” ujar dia.
Terpisah, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan, 2018 adalah tahun penuh tantangan.
Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 1,75 persen sebanyak enam kali hingga mencapai enam persen.
Kondisi itu memberikan tekanan domestik dan global pada instrumen obligasi. Kepemilikan asing pada obligasi pemerintah pun berada di posisi 37 persen tahun lalu.
Tahun ini Allianz lebih optimistis. Sebab, suku bunga The Fed tidak seagresif 2018. Kondisi perekonomian makro pun bagus. Antisipasinya lebih prudent.
Rupiah menjadi salah satu mata uang yang menguat di tengah pelemahan kurs negara-negara Asia lainnya pada perdagangan Selasa (5/3).
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Berminat Berinvestasi di Saham AS, Ini 5 Pilihan Aplikasi Terbaik yang Tersedia di Tanah Air
- PIK 2 Tetap Jadi Primadona Investor di Tengah Gejolak Ekonomi Global
- Langkah Prabowo Dinilai Jadi Pemantik Sentimen Positif IHSG
- IHSG Menghijau, Pakar Nilai Investor Optimistis dengan Kebijakan Prabowo
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini