Ekonomi Merosot, Jumlah Turis China ke Australia Justru Meningkat

Perlambatan ekonomi gagal menghambat antusiasme warga China untuk bepergian ke luar negeri, termasuk ke Australia, selama libur nasional.
Hari libur nasional selama 7 hari adalah kesempatan pertama untuk mengukur dampak ekonomi terhadap wisatawan China sejak saham di bursa Shanghai dan Shenzhen mulai jatuh secara dramatis pada bulan Juni.
Industri pariwisata global adalah sektor yang paling khawatir tentang apakah langkah Bank Rakyat China untuk mendevaluasi Yuan, pada bulan Agustus, akan membuat wisatawan memangkas rencana perjalanan mereka.
Para wisatawan di kereta bawah tanah Airport Express Beijing akan bepergian ke AS, Kanada, dan Hong Kong untuk menikmati masa libur nasional.
Tapi hanya ada sedikit tanda bahwa hal itu terjadi.
Di stasiun kereta bawah tanah Airport Express Beijing, para wisatawan mengatakan, mereka hendak bepergian ke sejumlah destinasi termasuk Amerika Serikat, Kanada dan Hong Kong untuk menghabiskan masa libur nasional.
Seorang mahasiswa pascasarjana mengatakan, liburannya ke Jepang sekarang menelan ‘2.000 -3.000 Yuan (atau sekitar Rp 4,5-6,7 juta) lebih banyak’ karena mata uang yang terdevaluasi, tapi ia tetap pergi pelesir.
Salah satu agen perjalanan mengharapkan empat juta wisatawan China pergi ke luar negeri selama pekan libur nasional ini, yang akan naik 1% dibanding tahun lalu.
Perlambatan ekonomi gagal menghambat antusiasme warga China untuk bepergian ke luar negeri, termasuk ke Australia, selama libur nasional.Hari libur
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM