Ekonomi Tiongkok Diguncang Lonjakan Kasus Covid-19, Indonesia Terdampak?

Ekonomi Tiongkok Diguncang Lonjakan Kasus Covid-19, Indonesia Terdampak?
CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani. Foto: Dok Grant Thornton Indonesia

Hal ini terjadi karena Tiongkok merupakan sumber ekspor penting bagi industri manufaktur.

Selain itu, merupakan pasar penting bagi banyak komoditas global seperti minyak sawit mentah, tembaga, kedelai, batu bara, dan bijih besi dan baja.

Dampak paling terasa yang akan muncul adalah terkait perdagangan ekspor-impor. Ketika ekonomi Tiongkok menurun, artinya permintaan komoditas ke Indonesia tentunya juga berkurang.

Selain itu, rendahnya permintaan juga bisa berdampak ke dalam negeri, sebab Tiongkok merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok memiliki kontribusi 26,5 persen dari total ekspor untuk periode Januari - November 2022. Sehingga, era tergelap yang dihadapi Tiongkok akan turut menarik Indonesia ke dalamnya.

“Menjawab kekhawatiran tersebut, negara-negara ASEAN dan juga Indonesia telah cukup menjaga kondisi makro ekonomi yang ditunjukkan dengan meningkatnya pola konsumsi dan tingkat pendapatan," ujar Joanna dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (20/1).

Tak hanya itu, Bank Indonesia juga terbukti telah melakukan tugasnya untuk menjaga stabilitas struktural rupiah sehingga diharapkan dampak meledaknya Covid-19 di Tiongkok terhadap perekonomian bisa berada di level minimum.

"Juga didukung dengan dilonggarkannya kebijakan zero covid policy dari pemerintah Tiongkok yang secara tak langsung akan menopang pergerakan nilai tukar rupiah,” lanjut Johanna.

Tiongkok dilanda lonjakan kasus virus corona pada awal 2023 tak lama setelah melonggarkan strategi ketat Nol-Covid. Bagaimana dampaknya untuk Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News