Eksperimen Sinema Jawa ala Sutradara Termuda Festival Film Berlin Wregas Bhanuteja

Bangga Bisa Berjalan di Red Carpet dalam Usia 22 Tahun

Eksperimen Sinema Jawa ala Sutradara Termuda Festival Film Berlin Wregas Bhanuteja
Foto: Wregas Bhanuteja for Jawa Pos

Mengutip Deutsche Welle Indonesia, dalam sesi pemutaran untuk kalangan pers, film berbahasa Jawa dengan subtitle bahasa Inggris mampu membuat penontonnya hanyut dalam cerita. Juga, turut tertawa lepas pada kelucuan yang ditampilkan.

Wregas pun memperlakukan film-filmnya itu sebagaimana kesenian tradisional Jawa yang berjalan nyaris tanpa skenario.

’’Semua perasaan tercurah, tanpa sebuah batasan. Ini menjadi sebuah eksperimen. Percaya saja film yang kamu anggap benar dan bagus,’’ jelasnya.

Wregas mulai intens dalam pembuatan film pada kelas 2 SMA. Muffler, karyanya saat masih duduk di kelas 2 SMA, masuk nominasi Festival Confident, Jakarta. Dia lantas memperdalam ilmu di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta.

Sejak awal membuat film, dia selalu menanamkan prinsip untuk tidak menuntut dan berekspektasi terhadap karya yang dihasilkan. Misalnya, harus ditonton banyak orang. ’’Bagi saya, film pendek itu bentuk ekspresi dan karya seni,’’ tegasnya.

Ketegasan sikap dalam berkarya itu pulalah yang membuat Riri dengan yakin menyebut anak muda yang turut membantunya memproduksi Sokola Rimba (2013) tersebut sebagai sutradara yang patut diperhitungkan pada masa kini dan masa depan. ’’Asal, tentunya tetap bekerja keras dan disiplin,’’ kata Riri. (***)

Budaya Jawa yang menjadi benang merah karya-karyanya merupakan bagian dari upaya Wregas Bhanuteja agar film Indonesia punya identitas. Lembusura,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News