Ekspor Ternak Australia dari Pelabuhan Darwin Anjlok di Tahun 2022

Ekspor Ternak Australia dari Pelabuhan Darwin Anjlok di Tahun 2022
Tingginya harga ternak serta ancaman penyakit ternak di Indonesia menjadi faktor penyebab anjloknya ekspor Australia. (ABC Rural: Michelle Stanley)

Ekspor ternak Australia dari Pelabuhan Darwin anjlok hampir setengahnya tahun ini karena dipengaruhi faktor kenaikan harga dan ancaman biosekuriti di pasar ternak Indonesia.

Selama dekade terakhir, rata-rata ekspor dari pelabuhan di Northern Territory ini mencapai 400.000 ekor sapi dan kerbau per tahun.

Namun, sepanjang tahun 2022 diperkirakan hanya 230.000 ekor yang akan diekspor, mencakup 220.000 sapi dan 10.000 kerbau. Ini merupakan jumlah terendah yang diekspor dari Darwin dalam satu dekade.

Direktur Bondstock Rural Exports Colin Webb menyebut tahun 2022 menjadi salah satu tahun paling menantang bagi industri peternakan dalam 20 tahun karirnya.

"Perdagangan ternak masih berjalan dan kami masih bisa bertahan, meskipun sulit," katanya kepada ABC News.

"Sulit untuk mendatangkan ternak kepada klien kami dan sulit bagi mereka menghasilkan uang secara menguntungkan," ujarnya.

Meskipun para peternak telah menikmati harga sapi yang tinggi, mencapai $5,50 per kilogram bobot hidup pada awal tahun 2022, namun rendahnya permintaan menjadikan industri ekspor kesulitan.

"Kita melihat terjadinya harga ternak yang tinggi. Namun kenaikan harga bahan bakar minyak di awal tahun tidak membantu ekspor kita," jelas Colin Webb.

Ekspor ternak Australia dari Darwin turun drastis sepajang tahun 2022, dipengaruhi oleh turunnya permintaan dari Indonesia akibat tingginya harga serta ancaman penyakit kuku dan mulut

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News