Ekstremisme Kulit Putih Meningkat, Australia akan Larang Simbol NAZI

Kebangkitan kelompok ekstrem kanan
Langkah melarang simbol NAZI disambut baik oleh sejumlah peneliti kebangkitan ekstremisme kelompok sayap kanan di Australia.
Peneliti dari Universitas Deakin, Dr Josh Roose mengatakan, simbolisme NAZI turut berperan dalam perekrutan anggota baru.
"Simbol ini tidak hanya digunakan sebagai bentuk intimidasi dan ancaman terhadap masyarakat, tapi juga sebagai mekanisme perekrutan anak-anak muda untuk bergabung dengan gerakan mereka."
Dr Roose mengatakan pemerintah memiliki perangkat lain yang bisa digunakan untuk mengatasi kebangkitan ekstremisme sayap kanan, terutama di kalangan masyarakat kurang beruntung dan kehilangan haknya.
"Kita berbicara tentang meningkatnya kesenjangan sosial-ekonomi, orang-orang yang merasa terpinggirkan, terasing, marah, dan membutuhkan pendekatan pemerintah secara menyeluruh," jelasnya.
Langkah pemerintah federal ini mendapat sambutan hangat dari kelompok sasaran NAZI, termasuk komunitas Yahudi.
Ketua Dewan Anti-Pencemaran Nama Baik Dvir Abramovich mengaku telah mengkampanyekan pelarangan tersebut sejak lama.
"Ini merupakan perjalanan panjang. Saya memulai kampanye ini enam tahun lalu ketika tidak ada yang percaya hal itu benar-benar terjadi," katanya.
Pemerintah Australia menyatakan akan memberlakukan undang-undang baru yang melarang penggunaan simbol NAZI di tengah meningkatnya ekstremisme kelompok kanan yang mengunggulkan ras kulit putih
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina