Empat Pertimbangan Utama Memilih Lensa Kacamata yang Baik

Empat Pertimbangan Utama Memilih Lensa Kacamata yang Baik
Ilustrasi Zeiss Vision Center di Tunjungan Plaza 6. FOTO JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Perusahaan internasional dalam dunia optikal dan ofthalmik, Zeiss telah sepakat bekerja sama secara ekslusif dengan Optik Tunggal untuk meresmikan gerai baru Zeiss Vision Center di Tunjungan Plaza 6, Surabaya. Itu adalah gerai ketiga setelah Plaza Indonesia dan Senayan City Jakarta. 

Tedd Ho, Commercial Head-Indonesia & Asia Distributor ‎Carl Zeiss Vision, mengatakan Zeiss mengembangkan dan mendistribusikan optik litografi, teknologi pengukuran, mikroskop, teknologi medis, lensa kacamata, kamera dan lensa cine, teropong dan teknologi planetarium. Dari awal berdiri pada 1846, Zeiss selalu fokus mengembangkan produk berkualitas.

“Nama-nama besar seperti Sony, Nokia, Rollei, dan Hasselblad merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi Zeiss untuk kebutuhan optiknya,” ujar Tedd saat Talkshow & Demo Feel the New Experience of Innovative Solutions from ZEISS Vision Center di Plaza Tunjungan.

Menurut Tedd, ada empat hal yang harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih lensa. Pertama, clarity. Kualitas bahan lensa yang digunakan akan menghasilkan lensa dengan kejernihan yang tinggi. “Ini akan membuat penglihatan yang optimal dengan lensa yang jernih pada semua area lapang pandang yang menyesuaikan fisiologi mata,”  katanya.

Kedua, Opthalmic Base Curve. Presisi pada lensa dibuat sebaik mungkin sehingga membuat penglihatan yang tajam dan nyaman sampai ke tepi lensa. “Sekalipun pada lensa dengan ukuran prisma yang tinggi, tajam penglihatan akan tetap nyaman di seluruh bagian lensa,” ujarnya.

Hal ketiga, tambah Tedd, adalah Antistatic Property  yakni memiliki multicoating yang mumpuni. Lapisan antistatic berada di bagian tengah sehingga membuat lensa ini lebih terjaga dalam perawatannya. “Keempat  berupa marking, demi menjaga originalitas lensa,” ujar dia.

Untuk kebutuhan lensa sendiri kini semakin berkembang. Salah satu yang jadi pilihan adalah lensa digital. Itu tidak lepas dari ketergantungan seseorang pada gawai. Kondisi ini menyebabkan mata terus berupaya mendapatkan fokus penglihatan dekat yang jelas dan juga sering kali berpindah fokus penglihatan dari jarak jauh ke dekat secara terus menerus. 

“Sekitar 9 dari 10 orang mengalami Digital Eye Strain seperti mata akan terasa tegang dan lelah, penglihatan kabur, serta postur tubuh yang tidak nyaman setelah menggunakan perangkat digital selama tiga jam lebih setiap hari. Kehadiran lensa digital akan mendukung multitasking digital lifestyle dan penggunakan alat digital secara terus menerus. Lensa yang bisa digunakan dari pagi hingga malam ini membatu mata untuk fokus lebih mudah,” tutur Tedd.

Ini akan membuat penglihatan yang optimal dengan lensa yang jernih pada semua area lapang pandang yang menyesuaikan fisiologi mata

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News