Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)
Sukses Berawal dari Reruntuhan Bekas Rumah Duka
Jumat, 05 Desember 2008 – 12:48 WIB
"Keenam anggota keluarga saya itu hilang. Sampai saat ini kami tidak tahu di mana kuburannya," katanya.
Untuk bisa bangkit dari keterpurukan pascatsunami itu, perjuangan Samsul sangat berat. Sebab, tsunami itu tak hanya menghancurkan rumah, tapi juga meludeskan semua harta bendanya. "Hanya tersisa pakaian yang melekat di badan," kata Samsul mengenang.
Meski tidak punya apa-apa lagi, bapak tiga anak itu tidak mau terus terpuruk dan mengandalkan belas kasihan sumbangan. Samsul memilih bekerja serabutan, mulai mencari ikan hingga bekerja apa saja yang bisa menghasilkan uang. Sedangkan istrinya membantu ibunya dalam usaha katering makanan.
Pascatsunami itu banyak orang masuk Calang. Mereka adalah relawan, pekerja sosial, orang-orang proyek rekonstruksi Aceh, maupun wartawan. Saat itulah Samsul mendengar keluhan mereka karena kesulitan mencari warung makan. Samsul melihat hal itu sebagai peluang bagus. "Saya dan istri pun membuka warung makan dekat rumah ibu mertua," katanya.
Samsul Bahri, warga Calang, ibu kota Kabupaten Aceh Jaya, langsung menangkap peluang usaha setelah melihat banyak orang yang terlibat program pembangunan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor