Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)

Sukses Berawal dari Reruntuhan Bekas Rumah Duka

Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)
Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)

Rumah makan itu tergolong laris karena letaknya di pinggir jalan raya. Selain itu, Kota Calang terletak di pertengahan dua kota, Banda Aceh-Meulaboh, yang pada saat tsunami empat tahun lalu menjadi dua kota yang mengalami kerusakan terparah. "Beruntung kami bisa buka rumah makan di sini. Lokasinya cukup strategis," kata Samsul.

Setelah diterjang tsunami, jarak Kota Banda Aceh-Meulaboh menjadi lebih jauh. Kalau semula hanya sekitar 267 kilometer, kini bertambah puluhan kilometer. Itu karena banyak jalan putus digerus tsunami, jembatan belum jadi, sehingga pengendara harus menempuh jalan alternatif lebih jauh. "Biasanya kalau tiba di Calang, pengemudi istirahat sejenak, makan, atau mengisi BBM," ungkap Samsul.

Maka rumah makan Samsul pun berkembang pesat. Kalau dulu hanya dikelola bersama istri, kini dia dibantu tiga karyawan. Omzetnya per bulan sudah naik mencapai puluhan juta. "Saya bersyukur bisa bangkit seperti sekarang," katanya.

Samsul mengakui, sukses usaha restorannya itu juga disertai kenangan tentang anggota keluarganya yang tragis. Sebab, rumah makan itu memang berdiri di atas lahan bekas bangunan rumah keluarganya yang rata dengan tanah akibat gelombang tsunami. Tidak hanya itu. Dalam bencana tersebut enam anggota keluarganya tewas. Mereka adalah ibu Samsul, adik, tiga kemenakan, serta suami adiknya.

Samsul Bahri, warga Calang, ibu kota Kabupaten Aceh Jaya, langsung menangkap peluang usaha setelah melihat banyak orang yang terlibat program pembangunan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News