Enam Guru Honorer di Banten Dipecat, Indikasi Rezim Jokowi Panik

Enam Guru Honorer di Banten Dipecat, Indikasi Rezim Jokowi Panik
Massa honorer K2 dalam aksi 30 Oktober di depan Istana Negara. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Dhimam Abror prihatin atas nasib enam guru honorer di Kabupaten Tangeran, Banten, yang dipecat karena berpose salam dua jari dan pamer stiker Prabowo - Sandiaga

Menurut Dhimam, pemecatan itu itu menandakan rezim Jokowi dilanda ketakutan. Rezim Jokowi khawatir, tampuk kepemimpinan Indonesia, bakal berganti wajah setelah pemilihan presiden 2019.

"Ini jelas rezim yang panik. Kekalahan mereka sudah di depan mata dan perlawanan rakyat sudah meluas di mana-mana," kata dia saat dihubungi jpnn, Selasa (26/3).

Dia menuturkan, pemecatan tersebut justru bakal berimbas pada elektabilitas capres petahana tersebut. Dia meyakini, guru honorer tidak akan memilih Jokowi dalam pilpres 2019.

BACA JUGA: Ancam Kerahkan 100 Ribu Honorer K2 Pendukung Prabowo – Sandi

"Guru honorer semuanya pasti menolak Jokowi. Aparatur sipil negara (ASN) pun, tidak akan ada yang pilih Jokowi. Semakin rakyat ditekan semakin melawan," ungkap dia.

Koordinator Hononer K2 Indonesia Bhimma kembali mengkritisi kebijakan pemerintah. Ini setelah bermunculan fakta-fakta yang menunjukkan ketidakadilan dalam menjalankan aturan netralitas.

Dia mencontohkan guru agama Islam di Semarang yang nyata-nyata mendukung Jokowi dan berpose salam satu jari malah tidak ditindak. Tidak ada pemberian sanksi bagi para guru agama Islam tersebut.

Menurut kubu BPN Prabowo – Sandiaga, pemecatan terhadap enam guru honorer di Banten indikasi rezim Jokowi panik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News