Epidemi Hepatitis C Ancam Pengguna Narkoba di Australia

Epidemi Hepatitis C Ancam Pengguna Narkoba di Australia
Epidemi Hepatitis C Ancam Pengguna Narkoba di Australia

Ia mengungkapkan, "Jadi ada rasa bersalah yang intens, tak apa-apa bagi saya untuk terkena itu tapi tak OK bagi saya untuk menularkannya, dan saya tak tahu apa-apa, saya tak tahu apakah saya akan hidup atau mati."

Layanan pertukaran jarum NUAA adalah satu-satunya layanan berbasis komunitas di negara bagian ini yang memungkinkan klien untuk datang, mengambil apa yang mereka butuhkan dan mendapatkan saran dari para pengguna narkoba lainnya.

Fiona mengatakan, sementara pendidikan Hepatitis C dan akses ke jarum suntik telah meningkat, banyak orang masih berbagi, beberapa di antaranya karena stigma.

"Bagi beberapa orang, berbagi jarum suntik adalah bagian dari rutinitas penggunaan narkoba, mungkin dengan pasangan mereka," utaranya.

Ia lantas berujar, "Hal yang sangat sulit juga bagi sebagian orang jika diminta untuk memberikan seseorang jarum suntik dan mereka telah menggunakannya, sementara mereka terus memintanya untuk berbagi, apa yang mereka lakukan?.”

"Mereka tentu tak ingin orang itu menjadi sakit atau sakaw karena mereka memahami perasaan itu, tetapi mereka tak ingin menularkan virus,” tambahnya.

Penelitian pada orang-orang yang mengakses program jarum suntik di Australia telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam prevalensi Hepatitis C di antara mereka, pada tahun 2014.

Sebuah penyelidikan yang dilakukan Parlemen Australia terhadap perkembangan virus itu menyebut bahwa diperkirakan 10.000 orang telah terjangkit Hepatitis C per tahunnya dan 700 orang meninggal dunia akibat penyakit hati yang terkait Hepatitis C setiap tahunnya pula.

Ahli kesehatan masyarakat memperingatkan, Australia berada di tengah-tengah epidemi Hepatitis C dengan hampir seperempat juta warganya menderita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News