Era Batu Bara Lambat Laun akan Tergantikan dengan Energi Terbarukan

Era Batu Bara Lambat Laun akan Tergantikan dengan Energi Terbarukan
Warga melihat sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara. Ilustrasi Foto: ANTARA /AJI STYAWAN

“Negara berkembang seperti Indonesia yang sampai saat ini masih bersikeras untuk meningkatkan kuota produksi batu bara harus bersiap dan mulai mengubah orientasinya. Tingkat produksi batu bara harus dikurangi secara signifikan pada fase transisi energi dan penurunan permintaan global, agar target iklim global tercapai dan membuka lebih banyak peluang untuk pengembangan energi terbarukan dalam sistem pembangkitan listrik,” imbuhnya.

Dia menekankan meski belakangan ini lanskap energi batubara terlihat sedang dalam fase gemilang dan banyak meraup keuntungan 'windfall', kondisi ini tidak boleh membuat pemerintah berpuas diri.

“Perlu disadari bahwa kondisi ini berpotensi menjadi masa-masa indah terakhir dan titik balik perpisahan dengan batu bara,” ucapnya.

Dave Jones, Kepala Wawasan Data EMBER mengemukakan, laporan IEA secara terang menunjukkan energi terbarukan akan menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun-tahun mendatang.

“Energi terbarukan bekerja untuk iklim. Dan dengan harga batu bara yang masih mencapai rekor tertinggi, ini berarti energi terbarukan juga bekerja untuk

para pembayar tagihan," ujarnya.

Selain itu, hasil analisis laporan IEA menunjukkan dalam sepuluh tahun terakhir biaya energi terbarukan telah turun sebesar 99 persen.

Itu sebabnya, Seb Kennedy, Kepala Wawasan Data di Transition Zero menilai energi terbarukan sangat relevan dalam memastikan aspek keamanan energi setiap negara.

Penggunaan batu bara meningkat, tetapi tetap terkendali karena penggunaan energi terbarukan yang masif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News