Eriksen

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Eriksen
Christian Eriksen. Foto: Pool via REUTERS/Jonathan Nackstrand

Yang paling tragis dialami oleh gelandang dan kapten tim Persebaya Surabaya Eri Irianto yang meninggal dunia akibat serangan jantung saat tengah bertanding pada 3 April tahun 2000.

Ketika itu, Persebaya tengah bertanding melawan PSIM Yogyakarta dalam laga yang digelar di Stadion Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya.

Sebelum meninggal, Eri sempat bertabrakan dengan pemain PSIM asal Gabon, Samson Noujine Kinga. Eri pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

Namun, pada malam harinya, ia dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Dokter Soetomo karena serangan jantung. Eri meninggal dalam usia 26 tahun.

Untuk mengenang jasa-jasa Eri untuk Persebaya, mes Persebaya kemudian dinamai "Wisma Eri Irianto". Nomor 19 yang pernah dipakai dirinya dipensiunkan setelah kematiannya dan kostumnya disimpan di dalam sebuah lemari kaca di mes Persebaya.

Pada 3 April 2019, suporter Bonek mengadakan aksi hening untuk mengenang Eri yang dilakukan saat leg pertama semifinal Piala Presiden 2019 melawan Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Pada menit ke-19, seisi stadion yang disesaki 50.000 suporter mendadak senyap untuk memberi penghormatan untuk Eri.

Dalam kasus Christian Eriksen, dokter ahli radiologi memastikan bahwa kondisinya sangat serius sehingga tidak memungkinkan untuk bisa bermain sepak bola lagi. Eriksen masih berusia 29 tahun dan masih mempunyai kesempatan untuk bermain.

Seharusnya UEFA menunjukkan respek yang lebih besar kepada kejadian yang menimpa Christian Eriksen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News