Jokowi Can Do No Wrong

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jokowi Can Do No Wrong
Dokumentasi - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Dalam khazanah politik monarki terdapat ungkapan terkenal "the king can do no wrong", artinya raja punya kekuasaan mutlak dan absolut sehingga semua keputusannya benar. Raja tidak bisa disalahkan, dan apa yang diucapkan adalah hukum.

Ungkapan itu ada dalam cover buku yang hari ini (27/6) diluncurkan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Judul lengkapnya adalah "Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong".

Sebenarnya buku ini lebih tepat disebut sebagai artikel panjang, karena hanya ada 27 halaman dan disusun dalam narasi bahasa tutur yang kemudian ditranskrip. Atau dalam tradisi politik, buku ini sebenarnya bisa disebut sebagai pampflet politik.

SBY dikenal selalu berhati-hati dan tidak suka konfrontasional dalam menyikapi berbagai hal yang bersifat kontroversi. Karena sikapnya yang ekstra hati-hati itu SBY sering dianggap lamban dan inaction, tidak cepat bertindak.

Tetapi, kali ini SBY berbicara lumayan lugas terhadap berbagai hal yang menjadi kontroversi politik menjelang suksesi 2024. Judul buku itu sudah jelas ditujukan langsung kepada Jokowi.

Semua poin yang ditulis oleh SBY ditujukan langsung kepada Jokowi, dan dilengkapi dengan pendapat dan sikap SBY terhadap isu-isu itu.

Ada 5 isu penting yang disoroti SBY. Pertama dan paling utama adalah cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024. Isu ini menjadi hal utama yang disorot SBY.

Kedua, SBY menyoroti wacana Jokowi hanya menghendaki dua pasang calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 mendatang. Ketiga, SBY menyebut bahwa Jokowi tidak suka Anies Baswedan maju sebagai calon presiden.

Buku SBY ini menjadi peringatan keras kepada Jokowi. Kita tunggu respons Jokowi terhadap warning ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News