Eskpansi Regional GoJek Masih Berat, Benarkah?

Eskpansi Regional GoJek Masih Berat, Benarkah?
Ilustrasi Gojek. Foto: Dedi Sofyan/JPNN.com

“Pertanyaan yang dihadapi operasi lokal seperti Go-Viet adalah bagaimana struktur komando yang akan dijalankan? Seberapa banyak kepercayaan yang Anda tempatkan pada tim lokal? Banyak, terlalu banyak, sedikit, atau malah terlalu sedikit? Sampai tingkat mana mereka dapat membuat keputusan, dengan sumber daya apa yang mereka miliki?” tanya Alex.

Perjalanan ekspansi regional tampaknya belum akan landai bagi Gojek. Dengan tidak adanya traction yang signifikan di tahun ini, sulit bagi Gojek untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik di masing-masing pasar. Mereka menghadapi persaingan di dua medan: bertarung dengan Grab yang terus melakukan pendalaman pasar di Indonesia sekaligus bertarung di Asia Tenggara dengan posisi yang kurang tertinggal.  “Apalagi mereka baru saja ditinggalkan pendirinya, Nadiem Makarim,” pungkasnya.

Diketahui, ekspansi regional Gojek dimulai pada 2018, dimulai dengan soft launching Go-Viet di Vietnam, peluncuran Gojek di Singapura pada 2018, dan peluncuran Get, brand Gojek di Thailand, pada Februari 2019. (mg7/jpnn)

GoJek ternyata hanya menguasai 35,3 persen pangsa pasar Indonesia, tertinggal Grab yang meraup 63,6 persen kue ride-hailing.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News