Fadli Zon: Pidato Presiden Jokowi Soal RAPBN 2021 Kurang Realistis

Fadli Zon: Pidato Presiden Jokowi Soal RAPBN 2021 Kurang Realistis
Fadli Zon kritik pidato Jokowi soal RAPBN 2021. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Pertama, anggaran stimulus ekonomi yang akan diberikan pemerintah tahun depan lebih kecil daripada tahun ini.

Merujuk pada revisi APBN 2020, anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun ini mencapai Rp 695 triliun. Sementara, 2021 pemerintah hanya akan menganggarkan Rp 356,5 triliun.

"Artinya, dengan anggaran hampir Rp 700 triliun saja pemerintah gagal mengangkat perekonomian, apalagi dengan anggaran yang berkurang hampir setengahnya?" ujarnya.

Kedua, lanjut Fadli, RAPBN 2021 dengan jelas menunjukkan penyusunan anggaran belanja pemerintah sejauh ini, tak memiliki korelasi dengan kurva pandemi maupun proyeksinya.

Patokannya ialah besaran anggaran PEN dan defisit APBN itu sendiri.

Dengan dalih pandemi, tahun ini pemerintah telah dua kali merevisi APBN 2020 yang kemudian menghasilkan anggaran PEN Rp 695 triliun, dan pelebaran defisit 6,34 persen (Rp1.039,2 triliun).

Sebagai catatan, ketika menyusun anggaran ini pemerintah memproyeksikan pandemi Covid-19 akan melandai pada Juli atau Agustus 2020.

Pada kenyataannya, pandemi justru kian meluas. Selain klaster-klaster besar berupa wilayah, sejak pemerintah melonggarkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada Juli kemarin, kini juga muncul klaster baru berupa mal, perkantoran, pabrik, bahkan sekolah.

Fadli Zon kembali melancarkan kritik terhadap Jokowi, terutama pidato presiden soal RUU APBN 2021 tidak realistis dan terlalu muluk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News