Fadli Zon: Pidato Presiden Jokowi Soal RAPBN 2021 Kurang Realistis

Fadli Zon: Pidato Presiden Jokowi Soal RAPBN 2021 Kurang Realistis
Fadli Zon kritik pidato Jokowi soal RAPBN 2021. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Dengan adanya penurunan kembali tahun depan, berarti sejak pandemi ini muncul pemerintah telah dua kali menurunkan nilai bansos.

Semula, pemerintah memberikan bansos senilai Rp 600 ribu per KPM.

"Jumlah itu kemudian diturunkan menjadi Rp300 ribu. Dan tahun depan akan kembali dipangkas menjadi Rp 200 ribu," ujarnya.

Secara keseluruhan, alokasi anggaran perlindungan sosial terkait pandemi memang menurun.

Dalam APBN 2020 pemerintah menganggarkan Rp 203,9 triliun. Namun, dalam RAPBN 2021 anggarannya tinggal Rp 110,2 triliun.

"Terus terpangkasnya bantuan tunai untuk masyarakat memang ironis. Mengingat, di sisi lain pidatonya Presiden menyebut kunci pertumbuhan ekonomi kita saat ini adalah konsumsi rumah tangga," paparnya.

Nah, Fadli menyatakan bagaimana rakyat bisa menambah konsumsinya, jika mereka kehilangan pekerjaan, penghasilan, dan juga bansos dari pemerintahnya.

Keempat, serapan belanja pemerintah sangat rendah. Kemenkeu menyebutkan, hingga akhir Juli kemarin, realisasi belanja untuk PEN baru mencapai 19 persen, atau sekitar Rp 136 triliun dari total Rp 695 triliun yang dianggarkan.

Fadli Zon kembali melancarkan kritik terhadap Jokowi, terutama pidato presiden soal RUU APBN 2021 tidak realistis dan terlalu muluk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News