Fahri Hamzah: Potong Jarak Antara Kita dengan Papua Secara Komperhensif

Fahri mencontohkan kampung halamannya Sumbawa, bergabung dengan NKRI pada 1953.
Raja Sumbawa kala itu, lanjutnya, menyerahkan seluruh aset daerah ke pemerintah pusat, dan menyatakan bergabung dengan NKRI.
"Sehingga kami pun dikelola dalam konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar eks Wakil Ketua DPR RI itu.
Di sisi lain, pemerhati isu-isu strategis Prof Imron Cotan mengatakan sekitar dua tahun terakhir, pemerintah pusat sebenarnya sudah meluncurkan program Papua Muda Inspiratif, untuk memberdayakan generasi milenial Papua.
Dalam program itu, kata dia, pemerintah telah membangun hub-hub yang memberi ruang bagi kaum muda Papua untuk saling berinteraksi dan berjejaring, guna mengembangkan potensi daerah di bidang perkebunan, pertanian dan perikanan.
"Terutama yang sekarang sedang menuai hasilnya itu adalah tanaman jagung. Jadi, diam-diam, generasi milenial Papua itu bergerak," ungkap Imron.
Menurut Imron, semua pihak wajib bersyukur bahwa program itu mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian besar pada Papua.
Mereka bahkan, menyisihkan dana Corporate Social Responsibility mereka, guna menopang program tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengungkapkan ada 'jarak' antara kita dengan Papua yang harus dipotong
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi
- Dukungan PT Advance Medicare Corpora Wujudkan Pelayanan Medis THT di Sorong
- Pasbata Minta Roy Suryo Setop Provokasi soal Isu Ijazah Jokowi
- Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan
- Minta Kepastian Hukum Bagi Buruh, Sahroni: Upah Dibayarkan, Jangan Ada Ijazah Ditahan