Fahri Ungkap Peran Sentral Bohir di Pilpres, Ternyata
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuturkan bahwa kesepakatan koalisi antara partai politik dalam mengusung calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) tidak mudah dilakukan.
Meskipun ada partai yang menyatakan sudah berkoalisi seperti Partai Gerindra dan Partai Demokrat hari ini, Fahri memandang itu baru penjajakan lebih teknis saja.
Sebab, kata Fahri, ada hal laten yang mesti diperhatikan di Republik ini yaitu soal pembiayaan politik.
"Pilpres itu kalau nggak ada bohirnya (penyandang dana), nggak ada tukang bayarnya, ya nggak jalan," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Senin (30/7).
Menurut Fahri, memang undang-undang membolehkan mengumpulkan dana dari masyarakat. Namun, kata dia, dalam kenyataannya dana itu tidak bisa terkumpul.
"Karena kelemahannya kelas menengah ke atas tidak berani ketahuan menyumbang. Kan itu yang terjadi," jelasnya.
Nah, kata dia, yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah siapa yang harus membiayai. Sebab, negara juga tidak ada pembiayaan untuk pasangan capres dan cawapres.
Menurut Fahri, bisa jadi karena negara tidak ada pembiayaan, maka orang-orang tertentu saja yang bisa masuk televisi, atau yang diiklankan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuturkan bahwa kesepakatan koalisi antara partai politik bisa saja berubah jika
- PKS Ngebet Merapat ke Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah Singgung Gagasan yang Sulit Dikompromikan
- Ketua Majelis Adat Sasak Mengajukan 2 Nama Menteri Untuk Mengisi Kabinet Prabowo
- PT 4 Persen Diubah, Fahri: Baiknya Ditetapkan Lebih Cepat
- Aktivis 98 Sepakat Menjaga Demokrasi
- Fahri Hamzah Mengaku 15 Tahun Diincar KPK, Novel Baswedan: Masih Saja Bohong
- Sentil Fahri Hamzah yang Sebut Anies-Muhaimin Tersangka setelah Pilpres, Sahroni: Sadarlah!