Faisal Basri Sebut Pemerintah Biang Keladi Minyak Goreng Langka
"Masa tidak rela Rp 20 triliun untuk stabilisasi harga minyak goreng, mengapa yang namanya perusahaan biodiesel dapat ratusan triliun dari tahun 2015 sampai 2021. Rp 7 triliun dana subsidi minyak habis tidak dilanjutkan. Pelit ke rakyat," ungkap Faisal.
Dosen FEUI itu menjelaskan alokasi dana BPDPKS sangat jomplang, yakni dari Juli 2015 - Desember 2021 untuk subsidi biofuel mencapai Rp 110 triliun atau 79,04 persen.
Kemudian untuk peremajaan sawit rakyat hanya 6,6 ton atau 4,73 persen.
"Ini pemerintah, tidak ada keberpihakan ke rakyat. Ini dana rakyat 34 persen itu dari keringat rakyat. Siapa pengusaha-pengusaha sawit itu ada 22 yang menikmati subsidi biodiesel," ungkapnya.
Kondisi saat ini, menurut Faisal disebut sebagai diskriminasi terhadap harga CPO untuk industri biodiesel dan industri pangan.
"Saya tidak setujui jika kelangkaan minyak goreng akibat tingginya jumlah ekspor CPO Indonesia yang dinilai menyebabkan kelangkaan," tegas Faisal Basri.(mcr28/jpnn)
Ekonom senior Faisal Basri menyebut polemik kelangkaan minyak goreng lantaran kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sendiri.
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu
- Perkuat Sinergi Antarinstansi, Bea Cukai Berikan Edukasi Kepabeanan di 2 Wilayah Ini
- Peran Mandiri Agen Diperkuat untuk Memperluas Inklusi Keuangan
- Impor-Ekspor Indonesia-Israel Masih Ada, Banyak Pihak Meragukan Boikot Produk
- Triwulan I 2024: Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,06 Persen, Jumlah Penduduk Bekerja juga Naik
- Bertemu Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Memuji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub